dc.description.abstract | Penyakit karat daun kedelai, Phakopspora pachyrhizi, Syd. merupakan penyakit utama tanaman kedelai dengan kerusakan yang
berdampak terhadap penurunan hasil kedelai. Salah satu upaya mengatasi masalah kerusakan tanaman akibat penyakit tersebut dilakukan
upaya pengendalian penyakit yang efektif, efisien dan aman terhadap lingkungan. Salah satu cara yaitu penggunaan varietas unggul dalam
produksi dan ketahanan terhadap penyakit tersebut. Delapan genotipe kedelai terdiri atas varietas unggul nasional (Rajabasa, Dering,
Slamet, dan Mutiara) dan Galur Harapan Jember (GHJ-2, GHJ-3, GHJ-6, dan NSP) masing-masing telah dilaporkan tahan dan agak tahan
patogen karat daun, pada penelitian ini diuji sifat ketahanan tersebut berdasarkan nilai keparahan penyakit dan penurunan hasil biji per
tanaman dengan menggunakan data pendukung tiga komponen sifat agronomis tanaman (warna daun, trikoma, dan stomata) sebagai
indikator untuk menilai reaksi tahan tanaman. Berdasarkan pencandraan sifat agronomis, tidak semua komponen agronomis tanaman ada
hubungannya dengan sifat ketahanan genotipe. Komponen agronomis yang paling mendukung reaksi ketahanan ialah stomata. Warna daun
ternyata kurang dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai ketahanan genotipe. Ketahanan empat genotipe kedelai unggul nasional
yang semula dilaporkan tahan ternyata pada penelitian ini termasuk agak tahan, dan empat genotipe galur harapan Jember genotipe GHJ-2,
GHJ-3, GHJ-6 dan NSP yang dilaporkan agak tahan memiliki tetap ketahanan yang seperti semula. Genotipe NSP dan Slamet memiliki
penurunan hasil yang rendah (9.65% dan 21.85%) dibandingkan dengan genotipe yang lain. Penurunan hasil yang rendah pada NSP dan
Slamet didukung oleh kerapatan stomata (rapat) dan ukuran lubang stomata (kecil). Berdasarkan hubungan tersebut maka salah satu
mekanisme ketahanan yang dimiliki delapan genotipe kedelai tersebut ialah ketahanan mekanis. | en_US |