PREVALENSI DAN DISTRIBUSI KEPARAHAN GINGIVITIS DI BERBAGAI DAERAH DI RONGGA MULUT PADA SISWA PONDOK PESANTREN AL-QODIRI JEMBER
Abstract
Gingivitis adalah keradangan pada  gingiva dan merupakan penyakit gingiva yang umum atau paling banyak terjadi. Keradangan ini disebabkan oleh penumpukan plak bakteri dan kemudian dapat menimbulkan perubahan degeneratif, nekrotik dan proliferatif. Prevalensi dan distribusi keparahan gingivitis akan meningkat bersamaaan dengan meningkatnya umur. Gingivitis perlu segera diatasi sebelum proses penyakit berkembang menjadi kasus-kasus yang lanjut, misalnya periodontitis.   Penelitian dilakukan di Pondok Pesantren Al Qodiri Jember karena belum ada data tentang prevalensi dan distribusi keparahan gingivitis di berbagai daerah di rongga mulut pada siswa tersebut.
Tujuan penelitian untuk mendapatkan   data tentang prevalensi dan distribusi keparahan gingivitis di berbagai daerah rongga mulut serta faktor predisposisinya. Hasil penelitian digunakan sebagai acuan untuk melakukan tindakan perawatan dan pencegahan gingivitis maupun penyakit periodontal serta bermanfaat pada penelitian lebih lanjut.
Penelitian deskriptif ini menggambarkan prevalensi dan distribusi keparahan gingivitis dengan menggunakan alat  ukur Gingival Index (GI) dari Loe dan Sillnes. Pemeriksaan dilakukan pada semua gigi di rongga mulut. Data faktor predisposisi terjadinya gingivitis yang meliputi jenis kelamin dengan observasi fisik, frekuensi menyikat gigi dengan  wawancara secara langsung dan gigi malposisi dengan cara memeriksa semua gigi pada subyek. Penelitian dilakukan bulan Juni-Agustus tahun 2000 pada  141 siswa, dengan interval umur 14-25 tahun. Data yang diperoleh ditabulasi dengan bentuk tabel dan grafik serta dilakukan  analisis dengan t-test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 141 (100 %) siswa mengalami gingivitis. Prevalensi gigi yang mengalami gingivitis adalah 52 % (jumlah total gigi yang diperiksa yaitu 4018 dan yang mengalami gingivitis 2079).
Dari 52 % tersebut prevalensi tertinggi    pada insisiv bawah kanan yaitu  5,6 % sedangkan prevalensi terendah pada  molar ketiga kiri, baik rahang atas atau rahang bawah yaitu 0,1 %. Skor rata-rata  Gingival Index (GI) pada rahang atas termasuk kriteria baik yaitu 0,9 sedangkan  rahang bawah termasuk kriteria sedang yaitu 1,3. Kemudian  pada  rahang  alas  skor  rata-rata  Gingival Index (GI) tertinggi adalah pada insisiv baik sentral atau lateral yaitu  2,1 % - 2,4 % sedangkan pada rahang  bawah yaitu  2,1- 2,5 %. Pada analisis  faktor predisposisi gingivitis skor rata-rata  Gingival Index (GI) pada subyek laki-laki lebih tinggi yaitu 0,33 dibandingkan pada subyek wanita yaitu 0,31 dan perbedaan tidak bermakna (p > 0,05). Skor rata-rata Gingival Index (GI) pada  subyek yang menyikat gigi dalam sehari kurang atau sama dengan dua kali lebih tinggi yaitu 0,35 dibandingkan menyikat   gigi lebih dari dua kali yaitu 0,31 dan  perbedaan tidak bermakna (p > 0,05). Skor rata-rata Gingival Index (GI) dengan subyek gigi malposisi lebih  rendah yaitu 0,25 dibandingkan gigi  tidak  malposisi yaitu 0,3 dan perbedaan tidak  bermakna (p > 0,05). Dan untuk  perbandingan dari prevalensi gingivitis dari tiap-tiap unit gigi pada rahang atas  dengan rahang bawah lebih tinggi pada  rahang  bawah yaitu 4,2 % sedangkan   pada rahang atas yaitu  2 %. Kemudian perbandingan skor rata-rata Gingival Index (GI) distribusi keparahan gingivitis antara rahang atas dengan   rahang bawah lebih tinggi rahang bawah yaitu 1,2 sedangkan pada rahang atas yaitu 0,9.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2146]
