dc.description.abstract | Banyak kemajuan diperoleh di bidang penanggulangan penyakit diare, namun
hingga sekarang penyakit ini masih merupakan masalah kesehatan yang utama di
Indonesia. Diare sendiri memiliki prevalensi yang cukup tinggi terjadi di negaranegara
berkembang dengan tingkat sanitasi masyarakatnya masih rendah. Indonesia
merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki tingkat prevalensi yang
cukup tinggi untuk penyakit diare.
Swamedikasi menjadi alternatif yang diambil masyarakat untuk meningkatkan
keterjangkauan pengobatan. Pada pelaksanaanya swamedikasi dapat menjadi sumber
terjadinya kesalahan penggunaan obat (medication error) karena keterbatasan
pengetahuan masyarakat akan obat dan penggunaanya. Pemakaian obat dengan cara
swamedikasi, biasanya dengan alasan sederhana, salah satunya adalah karena yang
bersangkutan sudah pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya, sehingga
menggunakan obat yang sama berdasarkan dengan diagnosa sendiri dan
memperhatikan kesamaan gejala.
Kota dan desa merupakan dua daerah yang selalu diperbandingkan dalam
berbagai hal. Ini dapat dibuktikan melalui format tabel-tabel sosio ekonomik yang
dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Fenomena ini dapat dimengerti karena
antara kota dan desa memang terdapat berbagai perbedaan dalam fasilitas umum yang
tersedia di samping juga dalam karakteristik penduduk, salah satunya adalah fasilitas
kesehatan yang berbeda jauh antara desa dengan kota.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mengetahui perbandingan karakteristik
responden antara masyarakat desa dan kota ditinjau dari pekerjaan, tingkat
pendidikan, tingkat pendapatan dan jarak dengan layanan kesehatan untuk mengobati
penyakit diare akut. Menganalisis perbandingan pengetahuan dan tindakan
swamedikasi antara masyarakat desa dan kota ditinjau dari persentase swamedikasi
dan profil obat pilihan untuk mengobati penyakit diare akut. Penelitian ini adalah
penelitian survei analitik yang dilakukan secara cross sectional. Penelitian ini
dilakukan di wilayah desa (di Kecamatan Arjasa) dan kota (di Kecamatan Patrang)
Kabupaten Jember dengan jumlah sampel 100 responden per wilayah yang dipilih
dengan metode simple random sampling dari jumlah populasi. Pengumpulan data
dilakukan dengan bantuan kuesioner untuk mengetahui karakteristik, tingkat
pengetahuan dan tingkat tindakan responden untuk penyakit diare akut. Analisis
data menggunakan analisis deskriptif dan statistik, yaitu uji analisis Mann Whitney
dengan bantuan program SPSS. Interpretasi hasil uji dengan melihat angka
signifikansi/ nilai α < 0,05.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa dari 200 responden dari
masyarakat desa dan kota, sebanyak 93 orang memiliki tingkat pengetahuan tinggi
dan 7 orang memiliki tingkat pengetahuan sedang untuk masyarakat kota.
Sedangkan sebanyak 73 orang memiliki tingkat pengetahuan tinggi dan 27 orang
memiliki pengetahuan sedang untuk masyarakat desa. Untuk tingkat tindakan pada
masyarakat kota sebanyak 93 orang memiliki tingkat tindakan yang tinggi dan 7
orang memiliki tingkat tindakan yang sedang. Sedangkan pada masyarakat desa
sebanyak 63 orang memiliki tingkat tindakan yang tinggi dan 37 orang memiliki
tingkat tindakan sedang.
Berdasarkan hasil uji diperoleh angka signifikansi p < α (0,0001 < 0,05)
sehingga dapat dikatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan dari variabel. Jadi,
dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan
antara tingkat pengetahuan dan tingkat tindakan antara masyarakat kota dan desa. | en_US |