PENGARUH EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP KADAR SGOT DAN SGPT TIKUS YANG DIINDUKSI PARASETAMOL
Abstract
Menurut WHO dalam World Health Ranking (Tanpa Tahun), data kematian
akibat penyakit hati di Indonesia pada April 2011 mencapai 23.024 jiwa, yaitu sekitar
1,62% dari total kematian. Penyakit hati ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, salah
satunya adalah obat-obatan. Obat tertentu seperti parasetamol, menghasilkan
metabolit reaktif yang bersifat radikal bebas setelah dimetabolisme oleh hati.
Akibatnya, terjadi peningkatan radikal bebas dalam tubuh sehingga antioksidan alami
tubuh tidak mampu menetralisirnya. Pada kondisi tersebut asupan antioksidan dari
luar sangat diperlukan.
Manggis (Garcinia mangostana L.), terutama kulit buahnya, telah terbukti
memiliki aktivitas antioksidan. Senyawa xanton pada kulit buah manggis memiliki
gugus hidroksi (OH) yang efektif mengikat radikal bebas (R·), termasuk ROS, dengan
menyumbangkan ion H
+
, sehingga metabolit reaktif parasetamol tidak berikatan
dengan makromolekul sel hati. Selain itu, xanton juga memiliki aktivitas
antiinflamasi, terutama α-mangostin dan γ-mangostin, yang bekerja menurunkan
produksi prostaglandin E2 (PGE2) yang merupakan mediator nyeri dengan
menghambat aktivitas cyclooxygenase 2 (COX-2).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol
kulit buah manggis terhadap kerusakan sel hati tikus akibat pemberian parasetamol
dosis toksik 2000 mg/kg BB. Dalam penelitian ini diberikan perlakuan selama 10 hari
pada 32 ekor tikus yang dibagi dalam 8 kelompok. Pemberian ekstrak kulit buah
manggis dengan dosis bertingkat yaitu dosis 22,5 mg/kgBB, 45 mg/kgBB
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1490]