dc.description.abstract | Kopi arabika memiliki nilai ekonomi lebih tinggi daripada kopi robusta karena kopi arabika memiliki harga dan cita rasa yang lebih tinggi
dari kopi robusta. Salah satu daerah penghasil kopi arabika di Kabupaten Jember adalah Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui saluran pemasaran dan fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran kopi
arabika di Desa Karangpring, (2) mengetahui struktur, perilaku, dan keragaan pasar dalam pemasaran kopi arabika di Desa Karangpring.
Metode pengambilan contoh menggunakan total sampling dan snowball sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah (1) metode
deskriptif, dan (2) analisis margin pemasaran, market share, distribusi margin, dan efisiensi pemasaran Hasil penelitian menunjukkan (1)
Saluran pemasaran kopi arabika di Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember terdiri dari lima saluran pemasaran.
Lembaga pemasaran yang terlibat terdiri dari petani, tengkulak, pedagang pengumpul desa, pedagang besar, pedagang provinsi (UD
Wijaya), eksportir (PT Indokom Citra Persada), dan konsumen/trader.. (2) Fungsi-fungsi pemasaran tidak sepenuhnya dilakukan oleh
masing-masing lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran kopi arabika. (3) Struktur pasar dalam pemasaran kopi arabika yaitu
struktur pasar oligopsoni, (4) Perilaku pasar dalam pemasaran kopi arabika dari masing-masing kriteria dapat disimpulkan perilaku pasar
kopi arabika tidak baik karena praktek penentuan harga kopi arabika didominasi oleh pedagang perantara,biaya pemasaran tidak seragam,
penentuan harga tidak jujur, tidak adanya intervensi pemerintah dalam hal kebijakan harga, (5) Keragaan pasar kopi arabika dari masingmasing
kriteria tidak baik karena marjin pemasaran relatif besar, distribusi margin tidak merata, dan efisiensi pemasaran kecil. Sehingga
dapat disimpulkan pemasaran kopi arabika di Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember tidak efisien. | en_US |