dc.description.abstract | Periode 5 (lima) tahun pertama kehidupan anak merupakan ‘masa emas’ (golden
age) atau ‘jendela kesempatan’ (window opportunity) dalam meletakkan dasardasar
tumbuh kembang seorang anak. Faktor kemiskinan yang merupakan
penyebab dasar akan berpengaruh terhadap bahan pangan yang dikonsumsi baik
secara kualitas ataupun kuantitas. Anak-anak yang tumbuh dalam keluarga yang
miskin paling rawan terhadap kurang gizi. Anak yang mengalami defisiensi zat
gizi yang dibutuhkan tubuh seperti energi, protein, karbohdirat dan lemak akan
dapat menghambat proses pertumbuhan dan perkembangan. Status gizi yang baik
dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak untuk mencapai
kematangan yang optimal. Kecamatan Sukowono memiliki persentase balita yang
mengalami keterlambatan pertumbuhan sebesar 40,99% dimana angka tersebut
merupakan urutan kecamatan keempat dengan persentase balita yang mengalami
keterlambatan pertumbuhan tertinggi di Kabupaten Jember 2014. Oleh karena itu,
peneliti tertarik untuk menganalisis pengaruh tingkat konsumsi dan status gizi
terhadap tumbuh kembang balita usia 6-59 bulan Gakin dan Non Gakin di wilayah
kerja Puskesmas Sukowono, Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik
dengan desain penelitian cross sectional. Terdapat dua subjek dalam penelitian
ini, yaitu subjek I balita pada gakin dan subjek II balita pada non gakin dimana
jumlah sampel pada masing-masing subjek sebanyak 36 anak yang diambil secara
simple random sampling. Penelitian dilakukan di wilayah Kerja Puskesmas
Sukowono, Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember dengan waktu penelitian
pada bulan Mei-Juni 2015. Metode penelitian dengan wawancara, pengukuran,
dan observasi. Analisis data terdiri dari analisis univariabel, analisis bivariabel untuk uji beda menggunakan Independent sample T-test dan Man-Whitney dengan
α=0,05, uji hubungan menggunakan Spearman test dengan α=0,05, dan analisis
multivariabel menggunakan regresi ordinal dengan α= 0,05.
Hasil analisis uji beda menghasilkan terdapat perbedaan tingkat konsumsi energi,
protein, dan lemak pada anak usia 6-59 bulan gakin dan non gakin. Sedangkan
untuk status gizi didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan status gizi (indeks
BB/U dan BB/PB atau BB/TB) anak usia 6-59 bulan gakin dan non gakin. Hasil
analisis hubungan tingkat konsumsi makanan terhadap tumbuh kembang anak
usia 6-59 bulan menghasilkan bahwa terdapat hubungan tingkat konsumsi energi,
protein, dan lemak dengan tumbuh kembang anak usia 6-59 bulan gakin dan non
gakin. Sedangkan untuk status gizi didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan
status gizi berdasarkan indeks BB/U dengan tumbuh kembang anak usia 6-59
bulan gakin dan non gakin. Sedangkan hasil analisis pengaruh tingkat konsumsi
makanan dan status gizi terhadap tumbuh kembang anak usia 6-59 bulan gakin
dan non gakin menghasilkan bahwa tingkat konsumsi makanan yang memiliki
pengaruh signifikan terhadap tumbuh kembang anak usia 6-59 bulan gakin dan
non gakin adalah tingkat konsumsi energi. Sedangkan indeks status gizi yang
memiliki pengaruh signifikan terhadap tumbuh kembang anak usia 6-59 bulan
gakin non gakin adalah indeks BB/U.
Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah bagi Puskesmas
Sukowono sebaiknya perlu dilakukan pelatihan pemantauan tumbuh kembang
balita kepada kader Posyandu sehingga dapat menunjang program BKB (Bina
Keluarga Balita) dan dapat mengoptimalkan proses tumbuh kembang balita. | en_US |