BEBERAPA FAKTOR RISIKO GAGAL GINJAL KRONIK DI RSD dr. SOEBANDI
Abstract
Gagal ginjal kronik merupakan gangguan fungsi ginjal yang progresif dan irreversible, saat ginjal sudah tidak mampu menjalankan fungsinya akan menyebabkan kegagalan ginjal. Data Riskesdas 2013, prevalensi gagal ginjal kronis berdasar diagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,2% dan di Jawa Timur prevalensinya sebesar 0,3%. Penyebab dari gagal ginjal kronik sangat bervariasi, antara satu negara dengan negara lain tidak sama. Gagal ginjal timbul akibat berbagai faktor, misalnya infeksi, tumor, kelainan bawaan, penyakit metabolik atau degeneratif, dan lain-lain. Faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan peningkatan kejadian gagal ginjal kronik antara lain merokok, hipertensi dan minuman suplemen energi. Berdasarkan latar belakang di atas, gagal ginjal kronik menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius yang perlu mendapatkan tindakan pencegahan untuk menekan angka morbiditas dan mortalitas penyakit gagal ginjal kronik. Jika faktor penyebab (hipertensi, merokok, dan minuman suplemen energi) dan karakteristik penderita gagal ginjal kronik di RSD dr Soebandi segera diketahui hubungannya dengan gagal ginjal kronik , maka dapat dilakukan intervensi untuk pengendalian faktor penyebab gagal ginjal kronik.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yang bersifat analitik observasional. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan case control (kasus kontrol atau retrospektif). Penelitian ini dilakukan di RSD dr. Soebandi Jember. Waktu penelitian dilaksanakan bulan Januari-Juli 2015. Penelitian ini dilakukan pada 192 responden, kelompok kasus sebesar 64 responden dan kelompok kontrol 128 responden. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat, analisis bivariat dengan uji Chi-Square dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar penderita gagal ginjal kronik berusia 46-55 tahun sebesar 45,3%. Jumlah laki-laki (36 orang) lebih banyak dibandingkan dengan jumlah wanita (28 orang). Sebagian besar penderita GGK memiliki tingkat pendidikan tamat sekolah dasar (SD), yaitu sebanyak 23 orang. Penderita gagal ginjal sebagian besar tidak merokok (20,8%). Kebiasaan merokok yang dimiliki adalah 1-20 batang perhari (7,8%) dan sebagian besar merokok lebih dari 10 tahun (12,5%). Sebagian besar responden tidak memiliki kebiasaan mengkonsumsi minuman energi sebesar 19,8% dengan riwayat konsumsi minuman suplemen energi ≥7 kali /minggu (8,3%) dan sebagian besar memiliki lama konsumsi <5 tahun (8,3%). Penderita gagal ginjal kronik 28,1% mengalami obesitas. Penderita gagal ginjal kronik sebagian besar memiliki riwayat hipertensi sebesar 21,9% dan tekanan darah yang sering dialami adalah >160/100 mmHg (19,3%). Penderita gagal ginjal kronik 26% tidak mengalami penyakit jantung dan 24% penderita gagal ginjal kronik tidak mengalami diabetes melitus. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel yang terdapat hubungan signifikan dengan gagal ginjal kronik adalah jumlah konsumsi rokok, riwayat konsumsi minuman suplemen energi, jumlah konsumsi minuman suplemen energi, lama konsumsi minuman suplemen energi, hipertensi, tekanan darah, penyakit jantung, dan diabetes melitus. Variabel yang tidak terdapat hubungan signifikan dengan gagal ginjal kronik adalah riwayat merokok, lama merokok, dan obesitas
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]