dc.description.abstract | Salah satu jenis tanaman hortikultura yang dapat menunjang usaha peningkatan pendapatan petani adalah jagung karena sangat potensial untuk
dikembangkan dan keberadaannya sangat dibutuhkan. Jagung merupakan komoditas hortikultura yang penting di Indonesia karena dikonsumsi
oleh sebagian besar penduduk tanpa memperhatikan tingkat sosial. Komoditas ini berprospek cerah, berpeluang ekspor dan dapat membuka
kesempatan kerja. Sistem kemitraan merupakan satu mekanisme kelembagaan yang memperkuat posisi tawar-menawar petani dengan cara
mengaitkannya secara langsung atau pun tidak langsung dengan badan usaha yang secara ekonomi relatif lebih kuat. Melalui kemitraan, petani
kecil dapat beralih dari usaha subsisten ke usaha yang bernilai ekonomis tinggi. Oleh karena itu, secara teoritis kemitraan berpotensi meningkatkan
penghasilan dan kesejahteraan petani kecil. Sejak dahulu penilaian terhadap sistem kemitraan pada umumnya menunjukkan hasil yang positif
dimana petani kecil memperoleh manfaat dalam bentuk keuntungan yang lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pendapatan
usahatani jagung antara petani yang melalui pola kemitraan dan non kemitraan (2) efisiensi biaya produksi petani jagung di Desa Karang Anyar
yang pemasarannya melalui kemitraan dan non kemitraan (3) efisiensi pemasaran usahatani jagung yang melalui pola kemitraan dan non
kemitraan.Penentuan penelitian lokasi dilakukan secara sengaja yaitu Desa Karanganyar Kabupaten Jember. Pengambilan petani sampel dilakukan
metode Proporsionate Stratified Random Sampling. Metode pengambilan data menggunakan data primer dan data sekunder. Metode analisis yang
digunakan pada permasalahan pertama menggunakan menggunakan hubungan antara biaya keseluruhan dengan hasil produksi dalam satu kali
proses produksi, permasalahan kedua menggunakan analisis R/C ratio dan permasalahan ketiga menggunakan analisis uji z. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa (1) Pendapatan per hektar usahatani jagung pola non kemitraan yaitu sebesar Rp 12.634.131 dan nilai tersebut lebih rendah
daripada pendapatan usahatani jagung pola kemitraan yaitu sebesar Rp. 17.988.722. (2) rata-rata efisiensi biaya usahatani jagung pola kemitraan
sebesar 3,37 dan rata-rata efisiensi biaya usahatani jagung pola non kemitraan sebesar 3,73, maka dapat disimpulkan bahwa usahatani jagung
dengan pola non kemitraan lebih besar atau lebih effisien dibandingkan dengan usahatani jagung pola kemitraan (3) saluran pemasaran yang paling
efisien ialah pemasaran usahatani jagung di Desa Karanganyar Kabupaten Jember melalui saluran pemasaran pola non kemitraan | en_US |