dc.description.abstract | Negara Indonesia yang berpenduduk ± 225 juta jiwa terus berupaya memenuhi kebutuhan pangannya secara merata, khususnya beras. Sehubungan dengan itu, maka upaya memenuhi kebutuhan beras dari hasil sendiri dalam arti swasembada beras terus ditingkatkan untuk menghindari ketergantungan terhadap negara lain dan untuk menghemat devisa negara.
Produksi beras Indonesia meningkat dengan tajam dalam kurun waktu 27 tahun (1966 - 1993) dan tingkat swasemhada beras dicapai pada tahun 1984. Tetapi pemerintah ternyata hanya berhasil mempertahankan swasembada beras pada garis kecenerungan (self suffiency on trend) antara tahun 1984 -1993, setelah itu Indonesia terus-menerus mengalami defisit (impor). Penurunan produksi beras terjadi di Indonesia yaitu antara lain tahun 1997 - 1998. Selain itu juga terjadi laju peningkatan yang semakin menurun mengenai produktivitas dan luas panen dalam kurun waktu yang sama.
Penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda dan diduga terdapat 3 faktor yang mempengaruhi pengadaan beras yaitu harga beras, produksi beras dan jumlah penduduk Dari estiinasi model, ditemukan bahwa faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi pengadaan beras adalah Faktor produksi beras, dengan koefisien determinasi parsial yaitu sebesar 0,7060. | en_US |