| dc.description.abstract | Ulat  kipat  (Cricula  trifenestrata  H.)  merupakan  salah  satu  hama  utama 
tanaman  buah-buahan  seperti  alpukat,  jambu  biji,  jambu  mete,  mangga,  kedondong, 
kenari,  cokelat,  dan  kayu  manis.  Stadia  paling  efektif  merusak  adalah  stadia  ulat. 
Hama ulat ini menyerang tanaman buah-buahan pada bagian daunya. Ulat memakan 
bagian daun yang masih muda ataupun pada daun tua.  Ulat ini memiliki karakteristik 
sangat  rakus  saat  memakan  daun  tanaman  sehingga  menyebabkan  daun  menjadi 
gundul.  Keadaan  ini  mengakibatkan  terjadinya  penghambatan  perbungaan  dan 
penurunan produksi hasil panen (Soebandrijo et al., 1994). 
Pengendalian  hama  ulat  kipat  (Cricula  trifenestrata  H.)  sering  dilakukan 
dengan  cara  biologis,  mekanis,  dan  kimiawi.  Pengendalian  secara  biologis  telah 
diterapkan  dengan  memanfaatkan  musuh  alami  patogen,  dilakukan  dengan 
menggunakan  jamur  Metharrhizum  anisopliae  dan  Beauveria  bassima.  Kedua 
patogen  ini  mampu  menekan  populasi  larva  hingga  100%  (Anggelina,  1990).  Selain 
itu,  hama  ini  juga  mempunyai  beberapa  musuh  alami  yang  potensial,  antara  lain 
parasitoid  telur  Telenomus  sp.,  Agiomathus  sp.,  dan  Mesocomys  orientalis  serta 
parasitoid pupa Xanthopimpla sp. Dan Exorista sp. (Wikardi et al., 1996).  
Semut  rangrang  berstatus  sebagai  predator  terhadap  hama  lain  dan  juga 
memakan telur, larva, pupa maupun serangga dewasa (polyfagus). Penggunaan semut 
rangrang  sebagai  antihama  sudah  diterapkan  sejak  lama  oleh  petani-petani  di  Delta 
Mekong  Vietnam  dan  di  Kalimantan  Timur.  Berdasarkan  hasil  penggunaan  semut 
rangrang  di  daerah  tersebut  dapat  dibuktikan  bahwa    semut  rangrang  dapat 
melindungi kebun dari serangan hama kepik hijau, kutu daun, belalang, ulat pemakan daun, ulat penggerek buah, jambu mete, mangga, dan jeruk  sehingga dari penerapan 
konsep  biologis  tersebut  menggunakan  semut  rangrang  dapat  meningkatkan  kualitas 
buah serta buah yang dihasilkan lebih menarik dan segar (Mele dan Cuc, 2004: 20). 
Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengetahui  keterkaitan  antara  jumlah  individu 
dan berat awal semut rangrang (Oecophylla smaragdina F.) terhadap penurunan berat 
tubuh  ulat  kipat  (Cricula  trifenestrata  H.).  Penelitian  ini  dilakukan  di  Laboratorium 
Zoologi  Program  Studi  Pendidikan  Biologi  Universitas  Jember  dengan  desain 
Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari delapan perlakuan dan ulangan sebanyak 
tiga kali. Masing-masing perlakuan dilakuakan selama 3 x 24 jam. Dalam penelitian 
ini  ditimbang  berat  awal  dan  berat  akhir  semut  rangrang  dan  ulat  kipat  dengan 
menggunakan timbangan analitik yang memiliki tingkat ketelitian 0,0001 gram, serta 
menghitung perubahan/selisih berat tubuh keduanya sebelum dan sesudah perlakuan. 
Data  yang  diperoleh  dianalisis  menggunakan  analisis  korelasi  untuk  mengetahui 
keterkaitan  antara  jumlah  individu  dan  berat  awal    semut  rangrang  (Oecophylla 
smaragdina  F.)  terhadap  penurunan  berat  tubuh  ulat  kipat  (Cricula  trifenestrata  H.)  
dengan tingkat kepercayaan 95% (p=0,05).  Untuk mengetahui pengaruh peningkatan 
jumlah  individu  (Oecophylla  smaragdina  F.)  terhadap  penurunan  berat  tubuh  ulat 
kipat (Cricula trifenestrata H.), data dianalisis menggunakan Analisis Regresi dengan 
bantuan Sofware SPSS versi 17. 
Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  jumlah  semut  rangrang  (Oecophylla 
smaragdina  F.)  berkorelasi  sangat  signifikan    sebesar  93%  (r  =  -0,93,    p  =  0,00) 
terhadap penurunan berat tubuh ulat kipat (Cricula trifenestrata H.), sedangkan  berat 
awal  semut  rangrang  (Oecophylla  smaragdina  F.)  berkorelasi  sangat  signifikan  
sebesar  92,8%  (r  =  -0,928,    p  =  0,00)  terhadap  penurunan  berat  ulat  kipat  (Cricula 
trifenestrata  H.)  Tingkat  eksploitasi  semut  rangrang  (Oecophylla  smaragdina  F.) 
terhadap  keberadaan  ulat  kipat  (Cricula  trifenestrata  H.)  selama  tiga  hari  perlakuan 
sebesar  1,48  %.  Tingkat  eksploitasi  semut  rangrang  (Oecophylla  smaragdina  F.) 
perhari didapatkan nilai sebesar 0,49 %. | en_US |