PERBEDAAN PH SALIVA DAN KADAR GLUKOSA DARAH SEBELUM DAN SESUDAH KONSUMSI NASI PUTIH (Oriza Sativa) DAN SINGKONG (Manihot esculenta Crantz)
Abstract
Kebutuhan energi pada umumnya diperoleh dari karbohidrat. Kemampuan karbohidrat pada suatu bahan makanan dalam meningkatkan kadar glukosa dalam darah dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain variasi individu, panjang rantai molekul karbohidrat dan besar kadungan serat. Masyarakat Indonesia mengkonsumsi karbohidrat berupa nasi putih yang mengandung karbohidrat tinggi tetapi mengandung serat rendah yang dapat meningkatkan glukosa darah sehingga dapat meningkatkan resiko diabetes mellitus. Singkong mengandung karbohidrat rendah dan serat yang lebih tinggi sehingga menguntungkan bagi kesehatan secara umum termasuk kesehatan gigi. Proses pengunyahan yang lebih lama akan merangsang pengaliran air liur yang lebih banyak dan mengoptimalkan kerja dalam membasuh dan mengencerkan zat-zat asam yang ada, sehingga penurunan pH saliva bisa dikurangi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pH saliva dan kadar glukosa darah setelah mengkonsumsi nasi putih dan singkong menggunakan metode penelitian eksperimental klinis. Penelitian ini melibatkan 10 orang mahasiswa FKG dengan indeks massa tubuh sesuai kriteria subyek. Setelah berpuasa selama 12 jam subyek dilakukan pengambilan saliva pada menit ke 0, 5, 10, 20 dan 30. Sedangkan untuk perhitungan indeks glikemik diketahui dari kadar glukosa darah puasa yang dilakukan pengambilan darah perifer melalui ujung jari tangan pada menit ke 0 (sebelum mengkonsumsi makanan uji), 30, 60, 90 dan 120.
Hasil penelitian dengan analisis Mann-whitney u test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai pH saliva, pada nasi putih dan singkong didapatkan perbedaan pada menit ke 5, 10, 20 dan 30 dan secara statistik signifikan (p<0,05).
Pada kadar glukosa darah antara nasi putih dan singkong didapatkan perbedaan pada menit ke 0, 30, 60, 90 dan 120 dimana pada nasi putih terjadi peningkatan pada menit ke 30 dan 60, dan pada singkong peningkatan terjadi hanya pada menit ke 30, dan secara statistik signifikan (p<0,05). Disimpulkan bahwa singkong berdampak signifikan terhadap kadar glukosa darah dan pH saliva karena singkong mengandung karbohidrat lebih rendah dan serat yang lebih tinggi dibandingkan nasi putih.
Saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah untuk menjaga kestabilan pH saliva dan kadar glukosa darah disarankan untuk konsumsi makanan yang memiliki indeks glikemik rendah dan kandungan serat tinggi seperti singkong. Serta perlu dilakukan penelitian dengan jangka waktu pengamatan yang lebih panjang untuk mengetahui penurunan pH saliva dan kadar glukosa darah pada menit-menit selanjutnya.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]