GAMBARAN STRES KERJA PADA ANGGOTA UNIT FIRE AND RESCUE PT. YTL JAWA TIMUR UNIT PEMBANGKIT 5 & 6 PLTU PAITON PROBOLINGGO JAWA TIMUR
Abstract
Stres kerja adalah suatu bentuk tanggapan seseorang, baik fisik maupun mental terhadap suatu perubahan di lingkungannya yang dirasakan mengganggu dan mengakibatkan dirinya terancam. Stres kerja dapat disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya adalah faktor di luar organisasi, faktor organisasi, faktor internal individu dan faktor kelompok/group stressor. Stres kerja memiliki berbagai macam akibat yang bila tidak segera ditindak lanjuti maka dapat menjadi masalah yang serius. Dampak psikologisnya meliputi menurunnya motivasi dan kinerja seseorang.Sedangkan akibat terhadap segi kognitif meliputi meningkatnya resiko kecelakaan kerja serta menurunkan produktivitas kerja.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan stres kerja yang dialami anggota Unit Fire and Rescue PT. YTL Jawa Timur, karena resiko pekerjaan yang tinggi sebab harus berhadapan langsung dengan faktor bahaya misalnya seperti kebisingan, ketinggian, api, bahan kimia, dan faktor lainnya. Selain itu berbagai stresor yang timbul dari faktor organisasi juga dapat mempengaruhi kondisi psikologis tiap personil. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif, karena merupakan penelitian untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan serta untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi pada situasi sekarang. Instrumen pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner untuk mengkategorikan tingkatan stres kerja melalui 40 butir pertanyaan dan skala 0-3. Dengan klasifikasi penilaian akhir tingkat stres kerja yakni ringan, sedang dan berat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa stresor lingkungan kerja dialami oleh mayoritas pekerja Unit Fire and Rescue PT YTL Jawa Timur (68%) karena terdapat
perasaan kurang nyaman saat bekerja, yang berhubungan dengan faktor fisik misalnya kualitas udara tempat bekerja, suhu, getaran, pencahayaan, kebisingan, posisi kerja, kontak dengan bahan kimia. Anggota Unit Fire and Rescue yang mengalami stres kerja karena didominasi faktor organisasional adalah sebanyak 26%. Sumber stres faktor organisasional meliputi perasaan kurang nyaman dengan kapasitas pekerjaan bila diberikan melebihi kemampuan kerja, pemberian jaminan kesehatan apabila diberikan dengan terbatas, serta alat bantu dalam pekerjaan bilamana berada pada kondisi kurang baik dan dalam masa pemesanan. Shift kerja tidak menjadi sumber stres dalam stresor organisasional karena rolling kerja dianggap sudah teratur dan tidak membebani, di samping itu tidak semua anggota Fire and Rescue memiliki rolling dan mereka merupakan tenaga kerja tetap. Sedangkan stresor individu yang dialami oleh sebagian pekerja Unit Fire and Rescue (6%) ditimbulkan karena perasaan mudah lelah dan rasa kurang percaya diri terhadap hasil pekerjaan yang telah dilakukan.
Tingkat stres kerja yang dialami oleh sebagian besar anggota Unit Fire and Rescue adalah stres ringan dengan persentase sebesar 94% dan stres sedang sebesar 6%. Variasi dalam faktor penyebab stres yang terjadi, dikarenakan sumber stres yang menyebabkan seseorang tidak berfungsi optimal, dan stresor yang mempengaruhi berbeda-beda bagi tiap individu. Pada penelitian ini stresor lebih dominan dari faktor intrinsik pekerjaan.
Berdasarkan hasil penelitian, maka pekerja disarankan untuk lebih dapat mengatur waktu secara efektif dalam bekerja agar tidak tedesak oleh deadline, selain itu disarankan pula untuk dapat melakukan tindakan konstruktif dalam mengatasi sumber stres di dalam pekerjaan, misalnya dengan tidak merokok berlebihan dan segera mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi dalam pekerjaan sehingga stres tidak berlanjut pada tahap yang lebih serius, serta tetap memelihara hubungan baik melalui forum komunikasi yang diberikan oleh perusahaan. Selain itu saran yang dapat diberikan bagi perusahaan terkait adalah dengan mempertahankan kegiatan-kegiatan rutin yang selama ini telah dilakukan dengan tujuan menanggulangi stres.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]