Show simple item record

dc.contributor.advisorMa’rufi, Isa
dc.contributor.advisorDewi, Anita
dc.contributor.authorROCHMANTO, DHANI PUTRA
dc.date.accessioned2015-12-22T03:58:36Z
dc.date.available2015-12-22T03:58:36Z
dc.date.issued2015-12-22
dc.identifier.nim092110101043
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/68376
dc.description.abstractKebakaran merupakan nyala api yang tidak diinginkan dan mengakibatkan kerugian materi serta kehidupan yang besar. Kebakaran dapat terjadi apabila tiga unsur terbentuknya api tersebut terpenuhi yaitu adanya oksigen, bahan yang mudah atau dapat terbakar dan panas yang cukup. Salah satu konsep untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menetapkan program 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) atau di Indonesia dikenal dengan program 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin). PT. Kutai Timber Indonesia merupakan perusahaan yang menerapkan prinsip 5R sebagai salah satu misi perusahaan, serta industri ini adalah industri yang mempunyai risiko tinggi terhadap kejadian kebakaran karena bahan baku produksi yaitu kayu. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Disebut penelitian deskriptif karena merupakan penelitian untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang, dengan lokasi penelitian di unit produksi 2 PT. Kutai Timber Indonesia. Dalam penelitian ini didapatkan hasil yaitu identifikasi risiko kebakaran di PT Kutai Timber Indonesia dilakukan secara aktif, yaitu melakukan identifikasi dengan monitoring secara langsung kondisi di lapangan didukung dengan pelatihan serta simulasi mencegah kebakaran. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di unit produksi 2 terdapat penyebab risiko kebakaran seperti: serbuk kayu yang menempel pada mesin, gesekan mesin serta suhu panas. Beberapa identifikasi yang dilakukan secara mekanik, fisik, kimia dan ergonomic. Terdapat tiga mesin di unit produksi 2 antara lain bag filter, pellet dan silo 150 M3, masing-masing dilakukan penilaian 5R. Terdapat tiga mesin di unit produksi 2 antara lain bag filter, pellet dan silo 150 M3, masing-masing dilakukan penilaian 5R. Pada mesin bag filter kategori ringkas, rapi, rawat dan rajin termasuk dalam kriteria nilai baik, sedangkan kategori resik termasuk dalam kriteria sedang. Pada mesin pellet kategori ringkas, rawat dan rajin termasuk dalam kriteria baik, sedangkan rapi dan resik termasuk dalam kriteria nilai sedang. Pada mesin silo 150 M3 kategori rapi dan rajin termasuk dalam kriteria nilai baik, sedangkan kategori ringkas, resik dan rawat termasuk dalam kriteria nilai sedang. Penerapan 5R di PT. Kutai Timber Indonesia dikenal dengan nama Kaizen yaitu: penyempurnaan ditempat kerja harus diawali dari 2R, menerapkan kaizen ditempat kerja dengan cara meneliti dengan cermat. PT. Kutai Timber Indonesia termasuk kelas A yaitu jenis kebakaran akibat terbakarnya bahan padat non logam. Penerapan 5R dalam pemgendalian kebakaran merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh semua bagian di PT. Kutai Timber Indonesia dan sudah menjadi budaya pada setiap karyawan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diharapkan adanya tim monitoring kebersihan yang bertugas untuk memonitor pelaksanaan kebersihan secara rutin di PT. Kutai Timber Indonesia guna mengetahui pembersihan yang telah dilakukan sudah sesuai prosedur atau tidak. Mempertahankan kebiasaan ringkas, rapi dan resik yang telah dilakukan secara berkesinambunganen_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectRINGKAS, RAPI, RESIK, RAWAT DAN RAJIN (5R)en_US
dc.subjectPENGENDALIAN KEBAKARANen_US
dc.titlePENERAPAN RINGKAS, RAPI, RESIK, RAWAT DAN RAJIN (5R) DALAM UPAYA PENGENDALIAN KEBAKARAN DI UNIT PRODUKSI 2 PT. KUTAI TIMBER INDONESIA (KTI)en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record