• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Public Health
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Public Health
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI FAST FOOD, KEBIASAAN OLAHRAGA, FAKTOR GENETIK DAN DURASI TIDUR DENGAN STATUS GIZI LEBIH PADA REMAJA (Studi di SMA Negeri 2 Kabupaten Bondowoso)

    Thumbnail
    View/Open
    Dessy Natalia Wandansari - 102110101099.pdf (3.031Mb)
    Date
    2015-12-22
    Author
    Wandansari, Dessy Natalia
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Gizi lebih merupakan salah satu masalah gizi yang dialami oleh remaja. Gizi lebih diartikan sebagai keadaan ketidakseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan energi yaitu konsumsi terlalu berlebihan dibandingkan kebutuhan atau pemakaian energi. Gizi lebih yang muncul di usia remaja cenderung berlanjut hingga ke dewasa dan lansia. Remaja gizi lebih yang didiagnosis dengan kondisi penyakit yang biasa dialami orang dewasa, seperti diabetes tipe 2 dan hipertensi mengalami peningkatan. Peningkatan kemakmuran, kemajuan teknologi dan westernisasi dapat mengakibatkan perubahan gaya hidup dan pola makan di masyarakat, khususnya remaja yang cenderung menyukai makanan cepat saji (fast food), penurunan kebiasaan olahraga, dan kurangnya durasi tidur yang dapat meningkatkan terjadinya gizi lebih. Pola makan terutama saat ini, bergeser dari pola makan tradisional ke pola makan barat (terutama dalam bentuk fast food), yaitu jenis makanan yang mengandung tinggi energi, tinggi kolesterol, tinggi natrium namun rendah serat. Hal ini ditunjang dengan tersedianya tempat-tempat makan yang menyediakan makanan jenis fast food, kemudahan dalam hal mendapatkan serta harga yang murah, sehingga menjadi alasan makanan jenis fast food ini menjadi pilihan untuk dikonsumsi. Remaja lebih sering mencoba makanan baru, salah satunya fast food. Kebiasaan mengkonsumsi fast food secara berlebihan dapat menimbulkan masalah kegemukan. Kebiasaan olahraga merupakan salah satu bentuk aktivitas fisik, yang dapat menurunkan berat badan, kurangnya olahraga yang dapat menjadi penyebab obesitas karena kurangnya pembakaran lemak dan sedikitnya energi yang dipergunakan. Beberapa penelitian crossectional dan longitudinal menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara tidur yang kurang dengan obesitas pada remaja. Tidur yang kurang diduga akan menyebabkan gangguan regulasi hormonal terutama pengeluran hormon leptin dan ghreli
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/68371
    Collections
    • UT-Faculty of Public Health [2304]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository