Show simple item record

dc.contributor.authorDwi Hidayati
dc.date.accessioned2013-12-09T07:28:38Z
dc.date.available2013-12-09T07:28:38Z
dc.date.issued2013-12-09
dc.identifier.nimNIM060210402377
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/6833
dc.description.abstractNaskah drama Kartini Berdarah karya Amanatia Junda Solikhah bercerita tentang perjalanan hidup seorang remaja yang menderita kepribadian ganda akibat kekejaman dunia eksternalnya. Naskah drama ini dipilih sebagai bahan kajian karena naskah tersebut menggugah setiap pribadi untuk merefleksikan segala tindakannya selama ini apakah sudah mencerminkan emansipasi atau tidak. Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan: (1) bagaimanakah unsur struktural naskah drama Kartini Berdarah karya Amanatia Junda Solikhah? dan (2) bagaimanakah kepribadian ganda tokoh Kartika dalam naskah drama Kartini Berdarah karya Amanatia Junda Solikhah?. Teori yang digunakan unutuk menjawab rumusan masalah adalah teori structural sastra, teori psikoanalisis, dana teori psikologi abnormal (kepribadian ganda). Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah naskah drama Kartini Berdarah dan data dalam penelitian ini berupa dialog-dialog, wawancang, dan kramagung yang memaparkan unsur struktural dan kepribadian ganda tokoh Kartika dalam naskah drama Kartini Berdarah karya. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi sedangkan teknik analisis data menggunakan teknik deskriptifinterpretatif. Penelitian ini mengahasilkan beberapa temuan yaitu unsur-unsur intrinsik yang meliputi tema (mayor dan minor), tokoh (utama dan bawahan) dan penokohan (bulat dan datar), alur, latar, wawancang dan kramagung, konflik, dan tipe drama. Tema dalam naskah drama kartini berdarah berbicara mengenai protes kartini terhadapa perempuan masa kini yang telah menyalahi emansipasi. Kemudian, tokoh utama dalam naskah drama Kartini Berdarah yaitu, Kartika dan Kartini. Tokoh-tokoh yang termasuk tokoh tambahan yaitu Resnaga, Lena, dan Windi digambarkan sebagai tokoh berwatak datar. Kemudian tokoh bawahan lainnya yang digambarkan memiliki watak bulat adalah Bu Sartika, Malvin, dan Friska. Latar dalam naskah drama Kartini Berdarah terdiri dari latar waktu yaitu, pagi,siang, sore, malam hari. Seluruh latar waktu penuh dengan konflik-konflik. Latar tempat peristiwa terjadi adalah di kamar Kartika dan ruang kelas. Cermin adalah latar alat yang digunakan sebagai tempat keluar masuk tokoh Kartika. Selanjutnya, latar kehidupan sosial adalah latar kehidupan di daerah perkotaan yang penuh dengan kebebasan dan tuntutan sehingga menjadi salah satu latar belakang timbulnya konflik antar tokohnya. Konflik dalam naskah drama Kartini Berdarah meliputi konflik fisik dan konflik batin. Konflik fisik muncul antara Kartika dengan mamanya yang penuntut dan over protective, Kartika dengan teman-temannya yang senang bertindak kasar terhadapnya, dan Kartika dengan Malvin karena telah menolak Kartika dan mempermalukannya, peristiwa x pembunuhan antara Windi dan Lena dengan sosok berjubah hitam. Alur yang digunakan adalah alur maju yang berawal dari konflik-konflik yang dihadapi Kartika sampai pada penyelesaian cerita yang ditandai dengan tindakan bunuh diri tokoh utama. Wawancang ditulis dengan huruf lepas sedangkan kramagung ditulis di dalam tanda kurung dengan huruf miring. Wawancang dan kramagung selain mendeskripsikan latar tempat juga mendeskripsikan kemunculan tokoh Kartini. Tipe drama naskah drama Kartini Berdarah adalah berjenis drama tragedi karena ada tokoh yang meninggal dalam cerita tersebut. Masing-masing unsur saling terkait membentuk kesatuan makna tentang protes R. A Kartini.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries060210402377;
dc.subjectTOKOH KARTIKA DALAM NASKAH DRAMAen_US
dc.titleKEPRIBADIAN GANDA TOKOH KARTIKA DALAM NASKAH DRAMA “KARTINI BERDARAH” KARYA AMANATIA JUNDA SOLIKHAHen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record