dc.description.abstract | Hasil pengamatan peneliti beberapa bulan terakhir ada kondisi yang kurang
menguntungkan bagi masyarakat buruh nelayan di Desa Tembokrejo Kecamatan Muncar
Kabupaten Banyuwangi yaitu musim paceklik atau tidak musim ikan. Di saat musim yang
kurang menguntungkan atau paceklik buruh nelayan tersebut pada umumnya mencari pekerjaan
di luar sektor perikanan, yang hasilnya diharapkan dapat membantu mencukupi kebutuhan
pokoknya. Karena perjuangan hidup sebagai buruh nelayan jauh lebih berat (dan memerlukan
fisik yang kuat), maka ada kecenderungan sektor-sektor lain di luar perikanan akan menjadi
pekerjaan pilihan dari pekerjaan utamanya sebagai nelayan. Pekerjaan diluar sektor perikanan
tersebut adalah buruh bangunan, bertani, industri ikan, penjahit, berternak, serta pekerjaan sektor
informal lainnya.
Penelitian ini dilakukan di Desa Tembokrejo Kecamatan Muncar Kabupaten
Banyuwangi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan format desain
deskriptif-kualitatif. Sedangkan teknik yang digunakan adalah teknik purposive sampling,
adapun pada penelitian ini yang menjadi informan adalah buruh nelayan yang mempunyai
pekerjaan sampingan. Mengingat awal tahun 2010 sampai saat ini musim paceklik masih
berlangsung, sehingga banyak buruh nelayan yang untuk memenuhi kebutuhannya tidak lagi
menggantungkan pada hasil nelayan, namun buruh nelayan sangat mengharapkan dari pekerjaan
sampingan. Jadi yang memenuhi kriteria untuk dijadikan informan adalah buruh nelayan yang
mempunyai pekerjaan sampingan sebanyak 20 orang.
Pemenuhan kebutuhan pangan buruh nelayan, kebutuhan akan pangan atau makanan
merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kelangsungan buruh nelayan, di mana kebutuhan ini
berkaitan langsung dengan kelancaran dan keseimbangan metabolisme dalam tubuh. Kelancaran
dan keseimbangan metabolisme ini sangat dipengaruhi oleh makanan yang dikomsumsi buruh
nelayan tersebut, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Dari hasil penelitian diketahui
bahwa buruh nelayan umumnya terpenuhi kebutuhan pangannya dari segi kuantitasnya, di mana
buruh nelayan tersebut makan 3 kali dalam sehari. Bahkan beberapa buruh nelayan menjawab tidak tentu dalam arti bisa makan lebih dari 3 kali dalam sehari tergantung aktivitas yang akan
dijalaninya, misalnya tambahan makan pada malam hari sewaktu akan melaut.
Kekurangan dalam pemenuhan kebutuhan pangan terlihat dalam keseimbangan menu
yang kurang bervariasi. Sebagian besar buruh nelayan hanya mengkomsumsi nasi, sayur dan
lauk pauk yang berupa tahu, tempe dan ikan laut. Sedangkan menu tambahan yang berupa buah-
buahan dan susu jarang mereka konsumsi. Hal ini berarti umumnya mereka hanya
mengkonsumsi karbohidrat dan protein, sedangkan beberapa vitamin dan mineral yang sangat
tinggi sebagai fungsi penyeimbang metabolisme tubuh kurang terpenuhi.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pandhiga dalam memenuhi kebutuhan
pokok yaitu dengan upaya: bekerja sampingan antara lain: bertani, berternak, jahit, buruh
bangunan, dan buruh pabrik ikan. Pendapatan pokok dan pendapatan sampingan nelayan dan
keluarga penghasilan dari pekerjaan pokok dan sampingan maupun penghasilan istri dan anak
dapat dijadikan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, Pemenuhan kebutuhan pangan buruh
nelayan, kebutuhan akan pangan atau makanan merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi
buruh nelayan, dimana kebutuhan ini berkaitan langsung dengan kelancaran dan keseimbangan
metabolisme dalam tubuh manusia.
Kelancaran dan keseimbangan metabolisme ini sangat dipengaruhi oleh makanan yang
dikonsumsi buruh nelayan tersebut, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. | en_US |