UJI AKTIVITAS INHIBITOR α-GLUKOSIDASE EKSTRAK ETANOL 70% DAUN KENITU (Chrysophyllum cainito L.)
Abstract
Penderita Diabetes Melitus (DM) selalu meningkat seiring dengan
meningkatnya tingkat kemakmuran dan perubahan gaya hidup. DM merupakan suatu
kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Salah satu golongan obat
antidiabetes adalah inhibitor α-glukosidase. α-glukosidase merupakan enzim yang
berperan dalam pemecahan oligosakarida menjadi monosakarida seperti glukosa.
Inhibisi kerja enzim ini secara efektif dapat mengurangi peningkatan kadar glukosa.
Daun kenitu (Chrysophyllum cainito L.) dipercaya oleh suku Aboudé-
Mandéké, Afrika dapat memberikan manfaat sebagai antidiabetes. Ekstrak air daun
kenitu terbukti memberikan aktivitas hipoglikemik secara in vivo, namun mekanisme
molekuler yang memberikan aktivitas tersebut belum jelas. Kenitu banyak terdapat di
Pulau Jawa, salah satunya di Daerah Jember dengan beberapa macam varian yang
dapat dibedakan dari daun dan buahnya, yaitu bulat kecil (BK), bulat besar (BB),
hijau lonjong (HL), dan merah bulat (MB). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui aktivitas inhibitor α-glukosidase ekstrak etanol 70% daun kenitu varian
BK, BB, HL, dan MB dan mengidentifikasi golongan senyawa metabolit sekuder
yang terkandung dalam ekstrak tersebut.
Jenis penelitian ini adalah experimental laboratories yang dilakukan melalui
beberapa tahap, yaitu ekstraksi daun kenitu dengan pelarut etanol 70% secara
ultrasonikasi, uji pendahuluan reaksi enzimatis, uji aktivitas inhibitor α-glukosidase
(dari Saccharomyces cerevisiae) menggunakan ELISA reader, dan skrining fitokimia.
Hasil uji aktivitas inhibitor α-glukosidase ditunjukkan dengan nilai IC50 yang dihitung
melalui persamaan regresi linier antara konsentrasi (μg/mL) vs inhibisi (%). Nilai IC50 ekstrak daun kenitu varian BK, BB, HL, dan MB berturut-turut adalah 5,476 ±
0,039; 4,869 ± 0,018; 9,465 ± 0,012; dan 11,836 ± 0,048 μg/mL. Sedangkan nilai
IC50 akarbose sebagai standar adalah 6.475 ± 65 μg/mL. Jika nilai IC50 semakin kecil,
maka aktivitas inhibitor α-glukosidase semakin besar. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
ekstrak etanol 70% daun kenitu varian BB memiliki aktivitas inhibitor α-glukosidase
terbesar. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% daun
kenitu semua varian mengandung golongan senyawa saponin, triterpenoid, flavonoid
dan fenolik, namun tidak mengandung alkaloid dan steroid.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]