dc.description.abstract | Salah satu faktor penting yang berperan pada terjadinya gangguan kardiovaskular adalah trombosis dan aterosklerosis. Aterosklerosis adalah peristiwa terjadinya penebalan dan pengerasan pada pembuluh arteri jantung yang disebabkan akumulasi kolesterol pada daerah tempat penebalan dan penggabungan clot (gumpalan darah) membentuk trombus. Trombosis merupakan proses pembentukan atau adanya bekuan darah (trombus) di dalam pembuluh darah atau kavitas jantung yang mengakibatkan pembuluh darah menjadi tersumbat (emboli). Sumbatan aliran darah menyebabkan jantung dan otak tidak menerima suplai darah yang cukup. Selain itu sumbatan aliran darah juga menyebabkan terjadinya robekan jaringan di arteri yang kemudian akan membengkak dan dapat menghambat seluruh pembuluh darah. Hambatan aliran darah yang terjadi berakibat pada gangguan kardiovaskular yang lebih serius termasuk serangan jantung dan stroke. Pembentukan bekuan darah (trombus) secara medis dapat dicegah dengan agen antiplatelet (antitrombotik) dan dapat dilarutkan atau dihilangkan dengan agen trombolitik. Ekstrak kulit buah jeruk purut diduga memiliki aktivitas sebagai agen antiplatelet dan trombolitik, dan beberapa kandungan senyawa yang diduga berperan dalam aktivitas tersebut antara lain flavonoid, minyak atsiri dan saponin.Tujuan penelitian adalah mengetahui aktivitas antiplatelet dan trombolisis dari ekstrak etanol kulit buah jeruk purut pada tiga konsentrasi uji yang digunakan. Hasil penelitian diharapkan dapat memberi sumbangan informasi pendukung pada penelitian bahan obat khususnya pengobatan tradisional dan data ilmiah mengenai efek ekstrak etanol kulit buah jeruk purut dalam aktivitasnya sebagai antiplatelet dan trombolisis., serta dapat digunakan sebagai dasar teori bagi penelitian selanjutnya mengenai manfaat ekstrak kulit buah jeruk purut. Pengujian aktivitas antiplatelet dilakukan dengan mengukur kekeruhan platelet rich plasma (PRP) sebelum dan sesudah diinduksi dengan adenosine diphosphate (ADP). Uji aktivitas trombolisis dilakukan dengan menentukan presentase lisis bekuan. Seluruh hasil pengujian dianalisis menggunakan One Way Anova dan dilanjutkan dengan uji Least Significantly Difference (LSD). Pada uji aktivitas antiplatelet diketahui terjadi penurunan nilai agregasi platelet pada kelompok perlakuan jika dibandingkan dengan kontrol negatif. Pada pemberian ekstrak 0,5 mg sudah terlihat adanya inhibisi agregasi yang lebih besar (nilai agregasi 14,952 ± 1,014%) jika dibandingkan dengan kontrol negatif (nilai agregasi 41,644 ± 2,391%). Aktivitas inhibisi agregasi terbesar terdapat pada pemberian ekstrak 20 mg/ml yaitu sebesar 97,173% dengan nilai agregasi yang hanya sebesar 2,827 ± 0,473%, nilai tersebut terlihat lebih besar dari nilai inhibisi kontrol positif (asetosal 1 mg/ml) dengan nilai agregasi 5,727 ± 0,854% dan nilai inhibisi sebesar 94,273%.
Pada uji aktivitas trombolitik nilai lisis terbesar terlihat pada ekstrak dengan pemberian 20 mg/ml, dimana pada menit ke-30 sebesar 40,999 ± 1,378%, pada menit ke-60 50,977 ± 3,095% dan pada menit ke-90 sebesar 61,967 ± 1,911%, nilai lisis pada masing-masing waktu inkubasi pada konsentrasi 20 mg/ml terlihat hampir mendekati nilai lisis pada kontrol positif (sediaan nattokinase 10 mg/ml). Pada setiap waktu inkubasi tiap-tiap kelompok uji terlihat memiliki hasil yang berbeda signifikan dengan kelompok uji lainnya. Berdasarkan hasil pengujian maka dapat disimpulkan ekstrak etanol kulit buah jeruk purut memiliki aktivitas antiplatelet yang ditandai dengan penurunan persentasi agregasi, dan aktivitas trombolisis yang ditandai dengan peningkatan persentase lisis. | en_US |