PENGARUH PERBEDAAN PELARUT EKSTRAKSI TERHADAP KADAR GENISTEIN DAN AKTIVITAS HAMBATAN TIROSINASE EDAMAME (Glycine max) IN VITRO
Abstract
Warna kecoklatan sampai kehitaman pada kulit disebabkan oleh pigmen
melanin yang ada di kulit. Semakin banyak akumulasi melanin dapat menyebabkan
hiperpigmentasi yang dapat merusak keindahan kulit dan dapat menimbulkan rasa
tidak percaya diri pada penderita. Kosmetik pemutih kulit dibutuhkan untuk
mengatasi masalah hiperpigmentasi tersebut. Salah satu mekanisme kerja bahan
pemutih kulit adalah menghambat kerja tirosinase. Tirosinase adalah enzim yang
berperan penting dalam sintesis melanin. Proses pembentukan melanin dapat
berkurang ketika tirosinase dihambat sehingga kulit tampak lebih cerah.
Isoflavon merupakan salah satu senyawa flavonoid yang memiliki aktivitas
hambatan tirosinase. Isoflavon banyak terdapat dalam tanaman golongan
leguminoceae, salah satunya adalah edamame. Terdapat 4 bentuk isoflavon yang ada
pada kedelai yaitu aglikon, glikosida, malonil glikosida, dan asetil glikosida.
Aktivitas hambatan tirosinase isoflavon aglikon (genistein, daidzein, glisitein) lebih
besar daripada bentuk isoflavon lainnya.
Suatu senyawa dapat diambil dari jaringan tanaman melalui proses ekstraksi.
Salah satu yang mempengaruhi proses ekstraksi adalah pelarut ekstraksi. Pelarut yang
digunakan untuk ekstraksi harus bersifat selektif terhadap senyawa yang ingin
diambil. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perbedaan pelarut
ekstraksi terhadap kadar genistein dan aktivitas hambatan tirosinase. Pelarut yang
digunakan adalah pelarut etil asetat dan etanol 70 %.
Penetapan kadar genistein pada penelitian ini menggunakan KLT
Densitometri dengan fase diam silika Gel 60 F254 dan fase gerak toluen : etil asetat :
aseton : asam format (20:4:2:1). Hasil menunjukkan kadar genistein tertinggi terdapat
pada edamame yang diekstraksi menggunakan etil asetat dengan kadar 0,0811 ±
0,0022 % b/b sedangkan ekstrak etanol 70 % edamame memiliki kadar genistein
sebesar 0,0351 ± 0,0013 % b/b.
Hasil uji aktivitas hambatan tirosinase pada masing-masing ekstrak
menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat edamame memberikan hambatan yang lebih
besar dibandingkan ekstrak etanol 70%. Nilai IC50 ekstrak etil asetat yaitu 76,585 ±
1,799 μg/ml sedangkan nilai IC50 ekstrak etanol 70 % adalah 90,241 ± 1,266 μg/ml.
Hasil aktivitas hambatan tirosinase yang diperoleh sebanding dengan hasil penetapan
kadar genistein pada masing-masing ekstrak. Semakin tinggi kadar genistein dalam
ekstrak maka semakin tinggi juga kemampuan hambatan tirosinase yang ditunjukkan
dengan semakin kecil nilai IC50. Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa
perbedaan pelarut memberikan pengaruh terhadap kadar genistein dan aktivitas
hambatan tirosinase ekstrak edamame.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]