dc.description.abstract | Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khususnya fisika, pada hakikatnya merupakan
proses dan produk tentang pengkajian gejala alam. Sehingga untuk menguasai Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khususnya fisika tidak cukup hanya diperoleh dengan cara belajar dari buku atau sekedarmendengarkan penjelasan dari pihak lain. Proses
untukmenggaliataumemahamikonsepfisikaharusdilakukanuntukmenghasilkansuatupr
oduk. Oleh karena itu, untuk memahami pelajaran IPA,
membuatbelajarbersifathafalanmenjadibermaknadengancaramenjelaskanhubunganko
nsep baru dengan konsep relevan yang ada dalam struktur kognitif siswa, agar
siswa dapat memahami konsep lebih efektif dan efisien. Jadi proses belajar tidak sekedar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, namun berusaha menghubungkan konsep-konsepit untuk menghasilkan pemahaman
yang utuh, sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan mudah diingat.
Materi pelajaran akan lebih mudah dipelajari, dipahami, dihayati, dan diingat bila siswa sendiri memperoleh pengamatan langsung dari peristiwa belajar tersebut melalui pengamatan atau eksperimen maka siswa diharapkan Salah satu model dan
media pembelajaran yang dapat digunakan adalah model advance organizer dengan
metode eksperimen.
Tujuan penelitian ini adalah: (1)Mengkajiapakahadapengaruh yang lebih
baikantarahasilbelajarsiswa Menggunakan model advance organizer dengan metode
eksperimen pada pembelajaran IPA di SMP, (2) Mendeskripsikan aktivitas belajar siswa menggunakan model advance organizer dengan metode eksperimen pada pembelajaran IPA di SMP. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, dengan tempat penelitian ditentukan menggunakanmetode purposive sampling area.Penelitian ini dilaksanakan di SMPNegeri 11 Jember. Sampel penelitian ditentukan setelah dilakukan uji homogenitas terhadap populasi.Penentuan sampel penelitian menggunakan metode cluster random
sampling. Desain penelitian yang digunakan adalah control-group post test only
design.Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, tes, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan ujit-test (Independent Sample T test) untuk mengkaji taraf signifikansi perbedaan hasil belajar, dan menggunakan persentase aktivitas untuk mendeskripsikan aktivitas belajar.
Pengujian hipotesisnya menggunakan uji hipotesis dua pihak (two tail
test). Hasil analisis uji t-test dengan signifikansi 5%, diperoleh nilai Sig. (2-tailed)
sebesar 0.019 ≤ 0.05 maka hipotesis nihil ( ) ditolak dan hipotesis alternatif ( )
diterima. Sehingga dapat dinyatakan bahwa ada pengaruh yang lebih baik antara hasil
belajar siswa menggunakan model advance organizer dengan metode eksperimen
padapembelajaranIPA di SMP.Hasilanalisis data aktivitas,
diperolehpersentaseaktivitaspertemuanpertama dan keduaberturut-turutadalah76,05%
dan 84,95% dengan nilai rata-rata sebesar 80,5% sehingga termasuk kategori sangat
aktif.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) Ada pengaruh yang lebih
baik antara hasil belajar siswa menggunakan model advance organizer dengan metode
eksperimen pada pembelajaran IPA di SMP,(2) Aktivitas belajar siswa menggunakan
model advance organizer dengan metode eksperimen pada pembelajaran IPA di SMP
dapat digolongkan dalam kategori sangat aktif. | en_US |