dc.description.abstract | Suhu sebagai faktor penting pertumbuhan dan perkembangan serangga dapat
mempercepat pertumbuhan dan perkembangan serangga yang akan berpengaruh pada
peningkatan populasi serangga. Peningkatan populasi serangga hama berpengaruh
buruk terhadap pertanian karena larva serangga sangat aktif memakan bagian
tanaman. Hama ulat grayak Spodoptera litura (S. litura) merupakan hama penting
yang dapat menyebabkan kehilangan hasil hingga 80%. Pengendalian S. litura dapat
dilakukan melalui Program Pengendalian Hama Terpadu yang memerlukan
pengetahuan mengenai waktu-waktu penting dalam siklus hidup serangga yang
ditentukan dari physiological time serangga S. litura.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh suhu terhadap
pertumbuhan dan perkembangan ulat grayak S. litura serta mengetahui physiological
time dari larva S. litura.
Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan faktor tunggal berupa perbedaan suhu pemeliharaan larva. Sampel
yang digunakan berupa larva S. litura instar II sebanyak 180 ekor yang dibagi dalam
6 kelompok, yaitu kontrol atau K (27,5°C) dan perlakuan P1 (28°C), P2 (30°C), P3
(32°C), P4 (34°C), dan P5 (36°C). Larva dipelihara dalam inkubator bersuhu konstan
dengan deviasi ±0,5°C. Pertumbuhan diukur dari pertambahan panjang (mm) dan
berat (mg), sedangkan lama perkembangan dihitung dari waktu (hari) yang
dibutuhkan larva untuk berkembang dari instar II sampai instar V. Kecepatan
perkembangan larva digunakan untuk menentukan developmental threshold larva S.
litura. Analisis data statistik menggunakan ANOVA dan uji lanjut menggunakan
Duncan dengan taraf signifikansi 5%. Hasil Anova menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh sangat signifikan
(p=0,005; F=3,515) terhadap panjang larva dan juga berpengaruh sangat signifikan
(p=0,007; F=3,295) terhadap berat larva S..litura. Berdasarkan hasil uji Duncan, K
(27,5°C) berbeda secara signifikan dengan P3 (32°C), P4 (34°C), dan P5 (36°C),
namun berbeda secara tidak signifikan dengan P1 (28°C) dan P2 (30°C) dalam
mempengaruhi pertumbuhan larva S. litura. Larva dalam K (27,5°C) memiliki rerata
panjang (7,27 mm) dan berat (0,06 mg) terbesar, sedangkan larva dalam P5 memiliki
rerata panjang (1,70 mm) dan berat (0,01 mg) terkecil. Mortalitas larva tertinggi
(100%) terjadi pada K (27,5°C), sedangkan mortalitas terendah (80%) pada P1
(28°C). Selanjutnya, hasil Anova menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh sangat
signifikan (p=0,000; F=163,859) terhadap kecepatan perkembangan larva S. litura.
Larva dalam P5 (36°C) memiliki waktu tersingkat (2,93 hari) untuk berkembang pada
tiap fase instar dari instar II menjadi instar V. Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa
K (27,5°C) berbeda secara signifikan dengan P1 (28°C), P4 (34°C), dan P5 (36°C),
namun berbeda secara tidak signifikan dengan P2 (30°C) dan P3 (32°C) dalam
mempengaruhi perkembangan larva. Hasil uji Duncan antar perlakuan menunjukkan
bahwa, P1 (28°C) dan P2 (30°C) berbeda secara signifikan dengan P3 (32°C), P4
(34°C), dan P5 (36°C) dalam mempengaruhi perkembangan larva. Waktu
perkembangan S. litura yang terlama (40,47 hari) terjadi pada K (27,5°C), sedangan
waktu perkembangan tersingkat (23,38 hari) terjadi pada P5 (36°C). Adapun
developmental threshold larva S. litura sebesar 8,62°C dengan thermal constant
sebesar 71DD. Physiological time larva S. litura yang dihitung berdasarkan suhu
harian wilayah Jember pada tanggal 22-25 Februari 2015 adalah sebesar 17,9 DD.
Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa suhu berpengaruh sangat
signifikan terhadap pertumbuhan dan perkembangan larva S. litura. Adapun nilai
developmental threshold larva S. litura adalah sebesar 8,62°C dengan physiological
time larva S. litura yang telah diakumulasi untuk memulai fase instar II-nya adalah
sebesar 17,9 DD dari 71 DD. | en_US |