dc.description.abstract | Tumbuhan ciplukan (Physalis angulata L.) merupakan salah satu tumbuhan
berkhasiat obat yang sering ditemui di lingkungan sekitar karena tumbuhan ini
tumbuh liar dan tersebar luas di wilayah tanah-tanah kosong bertanah lembab namun
tidak becek seperti kebun, tegalan, tepi jalan, semak, hutan ringan, maupun tepi
hutan (Latifah et al., 2014). Tumbuhan ciplukan ini dijumpai tumbuh subur di Desa
Selok Awar-awar Pasirian Lumajang. Masyarakat Selok biasanya menggunakan
tumbuhan ini sebagai obat nyeri perut. Bakteri saluran pencernaan yang
menyebabkan nyeri perut diantaranya adalah Escherichia coli, Campylobacter jejuni,
Vibrio parahaemolyticus (Anna, 2012) dan Shigella dysentriae (Jiwanjaya, 2014).
Pada penelitian kali ini peneliti memilih bagian daun karena daunnya mengandung
senyawa antibakteri yaitu glikosida flavonoid (luteolin) sebagai alternatif pengobatan
secara alami. Pemilihan ini juga berlandasan bahwa penanganan berbagai penyakit
terutama disentri selama ini masih menggunakan bahan obat kimia yang dapat
menimbulkan masalah baru bagi kesehatan manusia. Dalam penelitian ini yang
digunakan adalah ekstrak dari daun ciplukan. Ekstrak daun ciplukan tersebut
kemudian diujikan terhadap bakteri Shigella dysentriae secara in vitro yang
merupakan salah satu bakteri pathogen yang dapat menyebabkan penyakit disentri.
Dalam penelitian ini yang diamati adalah KHM (Konsentrasi Hambat Minimal) dari
ekstrak daun ciplukan dalam menghambat pertumbuhan Shigella dysentriae.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa esktrak ciplukan mampu menghambat
pertumbuhan dari Bacillus subtilis, Sarcina Lutea dan Escherichia coli.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh ekstrak daun
ciplukan (Physalis angulata L.) terhadap pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae, menentukan Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) ekstrak daun ciplukan (Physalis
angulata L.) terhadap pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae, dan mengetahui
apakah hasil dari penelitian “Pengaruh ekstrak daun ciplukan (Physalis angulata L.)
terhadap pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae,” dapat dijadikan sebagai buku
nonteks yang tervalidasi. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi,
FKIP Biologi, Universitas Jember.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris metode
sumuran dengan 3x pengulangan. Dalam penelitian ini dibuat ekstrak dengan serial
berbagai konsentrasi yaitu 5%, 7,5%, 10%, 12,5% dan 15% untuk menentukan
konsentrasi hambat minimal dari ekstrak daun ciplukan. Dalam penelitian ini juga
digunakan kontrol positif berupa kloramfenikol 1%, dan kontrol negatif berupa
akuades. Analisis data yang digunakan yaitu One-Way ANOVA, jika diketahui
perbedaan yang berbeda nyata/berbeda signifikan dapat dilanjutkan dengan uji LSD.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun ciplukan mempunyai
pengaruh terhadap pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae yang ditandai dengan
tebentuknya zona bening disekitar sumuran pada medium NA. Ekstrak daun ciplukan
yang efektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae yaitu pada
konsentrasi 12,5% dan mempunyai KHM (Konsentrasi Hambat Minimal) terhadap
pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae pada konsentrasi 7,5% dengan rerata lebar
zona hambat 0,0233 cm.
Setelah dilakukan validasi dengan 2 validator yang berasal dari 2 validator
Dosen Biologi sebagai ahli materi dan ahli media yang dilanjutkan dengan angket
keterbacaan oleh pekerja kesehatan berpengalaman dan mahasiswa berpengalaman,
maka didapatkan hasil bahwa penelitian pengaruh ekstrak daun ciplukan terhadap
pertumbuhan Shigella dysentriae sangat layak dijadikan sebagai buku nonteks
dengan judul “Manfaat Daun Ciplukan sebagai Penghambat Disentri” dengan nilai
validasi sebesar 85,36%. | en_US |