dc.description.abstract | Nyamuk adalah serangga kecil halus yang langsing dan merugikan bagi
manusia karena bertindak sebagai penghisap darah dan dapat menularkan penyakit
penting. Nyamuk merupakan anggota dari famili Culicidae yang menghisap darah,
baik darah manusia maupun darah hewan (Siwi, 2006). Salah satu nyamuk yang
menghisap darah dan menularkan penyakit adalah nyamuk Aedes aegypti (Ae.
aegypti) yang merupakan vektor utama dari penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) dan Demam Kuning/Chikungunya. Nyamuk Ae. aegypti dewasa (imago)
dapat dengan mudah kita temui di tempat atau daerah yang terdapat genangan air
yang tidak kontak langsung dengan tanah. Nyamuk Ae. aegypti betina dapat dengan
mudah ditemui, dikarenakan mereka telur-telur dipermukaan air yang tergenang
tersebut.
Virus dengue berkembang biak (bereplikasi) dengan baik di dalam tubuh
nyamuk dewasa. Soegijanto (2004) menyatakan bahwa, banyak penelitian yang
melaporkan adanya transovarial transmission (perpindahan virus dari induk ke telur)
virus dengue yang ada dalam tubuh nyamuk betina Ae. aegypti ke dalam telur-
telurnya. Dilaporkan bahwa di Birma tahun 1983 telah berhasil menemukan virus
tipe 2 yang berasal dari larva dan nyamuk dewasa Ae. aegypti yang ditangkap di
lapangan. Menurut Supartha (2008), keturunan nyamuk yang menetas dari telur
nyamuk terinfeksi virus DBD secara otomatis menjadi nyamuk terinfeksi yang dapat
menularkan virus DBD kepada inangnya. Dengan demikian, telur-telur tersebut
apabila menetas menjadi larva telah memiliki virus DBD di dalam tubuhnya tanpa
harus menghisap darah penderita DBD. Keberadaan nyamuk Aedes aegypti baik larva maupun nyamuk dewasa di sekitar manusia dipengaruhi faktor sosiodemogari
dan lingkungan yang berhubungan dengan vektor tersebut serta inang (host)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh faktor
sosiodemografi dan lingkungan terhadap kepadatan populasi larva nyamuk Aedes
aegypti di Desa Benculuk, Kabupaten Banyuwangi serta untuk mengetahui faktor
dominan penyebab kepadatan populasi larva nyamuk Aedes aegypti di Desa
Benculuk. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data diantaranya
menggunakan angket, wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa terdapat pengaruh antara tingkat
pengetahuan, perilaku masyarakat (responden), jarak antar rumah, keberadaan ikan
pemakan jentik, dan keberadaan kontainer (TPA) dengan kepadatan larva nyamuk
Aedes aegypti di Desa Benculuk, Kabupaten Banyuwangi tahun 2011. Tidak ada
pengaruh antara umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, intensitas mobilitas,
keberadaan tanaman pekarangan, dan tatanan rumah dengan kepadatan larva Aedes
aegypti di Desa Benculuk, Kabupaten Banyuwangi tahun 2011. Dapat dikatakan
bahwa kedua faktor saling mempengaruhi kepadatan populasi larva nyamuk Aedes
aegypti di Desa Benculuk, Kabupaten Banyuwangi tahun 2011.
Perlu diingat selama nyamuk Aedes aegypti tidak terkontaminasi virus dengue
maka gigitan nyamuk tersebut tidak berbahaya. Jika nyamuk tersebut menghisap
darah penderita DBD maka nyamuk menjadi berbahaya karena bisa menularkan
virus dengue yang mematikan. Begitu pula sebaliknya, apabila nyamuk ini
menghisap darah manusia yang sehat maka nyamuk ini tidak berbahaya. | en_US |