• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Mathematics and Natural Sciences
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Mathematics and Natural Sciences
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    PENGIDENTIFIKASIAN DAERAH SESAR MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI DI KECAMATAN PANTI KABUPATEN JEMBER

    Thumbnail
    View/Open
    Firdha Kusuma Ayu Anggraeni - 091810201001_1.pdf (218.4Kb)
    Date
    2013-12-09
    Author
    Firdha Kusuma Ayu Anggraeni
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    RINGKASAN Pengidentifikasian Daerah Sesar Menggunakan Metode Seismik Refraksi di Kecamatan Panti Kabupaten Jember; Firdha Kusuma Ayu Anggraeni, 091810201001; 2013; 47 halaman; Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember. Jawa Timur merupakan provinsi di Indonesia yang memiliki daerah-daerah dengan sudut lereng terjal dan jenis tanah dengan struktur halus. Selain itu, daerahdaerah di Jawa Timur memiliki curah hujan yang cukup tinggi dan pada daerah dengan penutup vegetasi yang jarang atau gundul memiliki potensi terjadi tanah longsor. Salah satu daerah yang memiliki kerentanan terhadap pergerakan tanah atau longsor adalah Kabupaten Jember. Daerah utara Kabupaten Jember, yaitu kawasan lereng Gunung Argopuro merupakan daerah yang berasal dari gunung berapi dengan ketebalan pelapukan yang cukup tebal sehingga memiliki potensi longsor yang disertai banjir bandang apabila hujan turun dengan intensitas cukup tinggi. Terdapat beberapa faktor penyebab longsor, diantaranya struktur dan tekstur tanah, struktur geologi, geometri permukaan tanah, curah hujan dan aktivitas manusia. Dari beberapa faktor tersebut, pengidentifikasian faktor geologi dapat dilakukan. Identifikasi ini berupa daerah sesar atau patahan. Metode geofisika yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi daerah sesar adalah seismik refraksi. Metode ini efektif digunakan untuk mendeteksi struktur geologi dangkal bawah permukaan bumi seperti sesar atau patahan. Metode seismik refraksi ini memanfaatkan gelombang seismik yang merambat ke dalam bumi kemudian gejala fisisnya diamati dengan geophone yang merekam adanya gelombang datang. Dari perekaman oleh geophone diperoleh waktu kedatangan pertama gelombang yang terbaca oleh seismograf. Waktu kedatangan pertama tersebut kemudian digunakan untuk menentukan kecepatan gelombangnya dan kedalaman lapisan. vii Penelitian ini menggunakan tiga lintasan dengan panjang masing-masing adalah 20 m. Pengambilan data yang dilakukan di dalam penelitian dilakukan secara forward dan reverse. Jarak sumber getar dengan geophone pertama diatur sepanjang 4 meter dan jarak antar geophone satu dengan yang lainnya adalah 2 meter. Perekaman gelombang yang datang dilakukan oleh 3 buah geophone yang ada pada satu line seismik. Pada penelitian ini, pengambilan data dilakukan sebanyak 3 kali sehingga didapat 3 waktu kedatangan pertama gelombang yang kemudian dicari nilai rata-ratanya. Nilai waktu rata-rata tersebut digunakan untuk menghitung nilai kecepatan gelombang dan kedalaman lapisan tanah. Keberadaan sesar ditentukan berdasarkan kurva travel time, hubungan antara jarak dengan waktu kedatangan pertama gelombang, yang direkam berdasarkan tiga permukaan lapisan dari forward dan reverse. Interpretasi data untuk mengetahui keberadaan sesar dilakukan dengan menganalisis kurva forward dan reverse yang mana masing-masing memiliki tiga elemen travel time. Daerah sesar dapat ditentukan apabila elemen travel time kurva forward berbeda dengan kurva reverse. Letak sesar ditentukan berdasarkan elemen travel time yang terpendek. Penginterpretasian data yang telah dilakukan hasil dari tiga lintasan yang diteliti memiliki sesar. Hal ini diamati berdasarkan titik pengukuran yang mengalami penurunan lapisan tanah dengan kedalaman tertentu. Pada lintasan 1, daerah sesar terdapat pada titik 8 m – 13 m dengan kedalaman lebih kurang 4 m. Lintasan 2 memiliki sesar dengan kedalaman lebih kurang 5 m di titik 6 m – 12 m. Kemudian lintasan 3 daerah sesar terdapat pada titik 8 m – 14 m dengan kedalaman lebih kurang 5 m. Berdasarkan hasil tersebut maka daerah yang diteliti memiliki sesar sehingga berpotensi terhadap longsor. Oleh karenanya, sebaiknya daerah tersebut harus ditanami tanaman berakar kuat sehingga mampu menahan tanah hasil pelapukan batuan yang merupakan karakteristik dari daerah penelitian.
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/6720
    Collections
    • UT-Faculty of Mathematics and Natural Sciences [3451]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository