dc.description.abstract | Permintaan kebutuhan beban listrik yang semakin meningkat menimbulkan
berbagai macam masalah. Mulai dari proses pembangkitan energi sampai dari jumlah
pemakaian listrik yang terus melonjak 7.5 persen/tahun dari tahun 2008 – 2013.
Namun di lain sisi perkembangan energi di Indonesia saat ini masih didominasi oleh
batu bara sebagai bahan bakarnya. Salah satu solusi yang ada adalah mengganti
bahan baku konvensional tersebut dengan bahan yang dapat diperbarui dan tersedia
dalam jumlah yang besar. Hal ini mengarah pada sebuah konsep energi baru
terbarukan (EBT). Energi yang menjadi perhatian publik saat ini adalah energi angin
dan energi surya. Energi – energi tersebut merupakan energi yang bersumber dari
alam. Energi angin dan surya tersebut dikonversi menjadi listrik melalui turbin angin
dan fotovoltaik.
Sistem hibrida dapat menjadi sebuah solusi atas krisis energi yang terjadi. Hal
ini menggabungkan beberapa pembangkit yaitu turbin angin, fotovoltaik dan fuel
cell. Salah satu manfaat sistem hibrida adalah mengatasi masalah pada satu buah
pembangkit, misal masalah fotovoltaik yang hanya dapat beroperasi pada saat
terdapat sinar matahari. Manajemen energi diperlukan dalam penelitian ini.
Manajemen energi tersebut berguna agar tidak terjadi kurang daya, kelebihan daya
secara ekstrim dan pemborosan sistem dalam pembangunan sumber EBT tersebut.
Studi kasus yang dilakukan bertempat di kawasan Watu Ulo Jember. Data
beban listrik yang digunakan mengacu pada data beban yang dikeluarkan oleh PLN
Jember Unit Ambulu. Data beban tersebut diambil bagian penyulang yang ada dikawasan Watu Ulo Jember dan didapatkan beban pada fasa R 6.03 KVA, fasa S
3.61 KVA dan fasa T 12.06 KVA. Jumlah dari ketiga fasa tersebut yang akan
digunakan sebagai beban puncak pada penelitian ini yaitu 21.078 KVA dibulatkan
menjadi 22 KW (beban DC).
Tiga buah sumber yang akan dimodelkan kedalam simulink matlab adalah
turbin angin, fotovoltaik, dan fuel cell, sedangkan untuk media penyimpanan
menggunakan electrolyzer dan tabung hidrogen. Turbin angin, fotovoltaik dan fuel
cell mensuplai beban nyata pada kawasan Watu Ulo Jember. Beban dengan nilai
puncak sebesar 22 KW dengan rincian kapasitas turbin angin mensuplai sebanyak
80% dari puncak yaitu sebesar 17 KW dengan memparalel turbin angin 500 W
sebanyak 36 buah. Fotovoltaik mensuplai kekurangan 20% total beban menjadi 4.4
KW, sehingga dibutuhkan fotovoltaik 500 Wp sebanyak 9 buah. Fuel cell digunakan
jika terdapat kekurangan daya (lack power) pada sistem.
Pembangkit sistem hibrida turbin angin 500W x 36, fotovoltaik 500 Wp x 10,
dengan fuel cell mampu mensuplai beban nyata di kawasan Watu Ulo Jember dengan
rincian, excess power terjadi pukul 11.00 – 14.00 mencapai 14 KW, 15.00 – 16.00
sebesar 13.5 KW dan pukul 01.00 sebesar 3 KW dengan produksi gas hidrogen
masing – masing mencapai 0.25, 0.18, dan 0.12 mol/s serta tekanan tangki mencapai
625 pascal. | en_US |