Show simple item record

dc.contributor.authorArifqi Nurmaidah
dc.date.accessioned2013-12-09T05:05:09Z
dc.date.available2013-12-09T05:05:09Z
dc.date.issued2013-12-09
dc.identifier.nimNIM081810201024
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/6711
dc.description.abstractRINGKASAN Analisis Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan di RSD (Rumah Sakit Daerah) dr. Soebandi terhadap Standar Baku Tingkat Kebisingan Rumah Sakit; Arifqi Nurmaidah; 081810201024; 2013; 69 halaman ; Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember. RSD dr. Soebandi merupakan rumah sakit umum milik Jember yang menjadi pusat rujukan dan pusat pengobatan masyarakat dengan kelengkapan fasilitas dan pelayanan sebab rumah sakit ini cukup strategis berada pada titik sentral dari empat kabupaten di sekitarnya. RSD dr. Soebandi merupakan rumah sakit terpadat di kawasan kabupaten Jember sehingga berdampak pada pasien rawat inap yaitu pasien yang sedang dalam proses penyembuhan atau pemulihan. Pasien baik pasien rawat inap maupun pasien rawat jalan membutuhkan kenyamanan dalam proses penyembuhan dan pemulihan. Salah satu hal yang mempengaruhi kenyamanan pasien adalah kebisingan di lingkungan rumah sakit tempat pasien dirawat. Kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki untuk didengar baik secara subjektif maupun objektif. Secara subjektif, percakapan manusia wajar didengar dalam suasana tertentu. Namun bagi pasien yang sedang istirahat dalam proses pemulihannya, percakapan manusia di sekitar terasa sangat mengganggu dalam proses-proses tersebut. Oleh karena itu, WHO dan Menteri Kesehatan RI menetapkan batas maksimal nilai kebisingan yang diperbolehkan sangat besar untuk skala percakapan manusia. Percakapan normal manusia berada pada rentang intensitas 30 dB – 50 dB, namun 40 dB adalah nilai intensitas maksimal yang diperkenankan di lingkungan rawat inap yang ditetapkan oleh WHO (World Health Organization) dan 45 dB yang ditetapkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI Tahun 2004. vii Beberapa alasan di atas mendorong perlu adanya pengukuran nilai kebisingan di RSD dr. Soebandi khusus daerah rawat inap sebab rekomendasi ditujukan pada pasien yang sedang dalam proses penyembuhan dan pemulihan mengacu pada beberapa alasan yang telah dijelaskan sebelumnya. Hasil dari pengukuran berupa nilai intensitas kebisingan yang terukur di beberapa titik pengukuran di masing-masing lokasi yaitu ruang rawat inap kelas 1 diantaranya ruangan Alamanda dan Catleya, serta ruang rawat inap kelas 3 diantaranya ruangan Seruni dan Melati. Keempat ruangan tersebut cukup untuk mewakili beberapa rawat inap lain mengingat bahwa kondisi dan suasananya hampir sama atau identik satu sama lain. Hasil pengukuran tersebut akan diplot menjadi peta kontur dan grafik. Peta kontur yang dihasilkan menunjukkan sebaran tingkat intensitas kebisingan dengan citraan degradasi warna yang berbeda-beda dan jelas. Selain peta kontur, tersaji pula grafik sebagai pembanding nilai intensitas antara hari aktif dengan hari non aktif pada masing-masing ruangan dan waktu pengukuran. Analisis data menunjukkan bahwa secara umum nilai kebisingan hari aktif lebih besar daripada hari non aktif. Nilai kebisingan pada kelas 1 untuk ruangan Alamanda sebesar 47,17 dB hari aktif dan 46,94 hari non aktif. Nilai kebisingan pada kelas 1 lyang lain yaitu ruangan Catleya adalah sebesar 50,80 dB dan 46,68 dB. Untuk lokasi kelas 3, nilai kebisingan yang terukur di ruangan Seruni adalah 50,92 dB di hari aktif dan 47,77 dB di hari non aktif. Lokasi terakhir yaitu ruangan Melati terukur rata-rata nilai kebisingan di hari aktif sebesar 53,48 dB dan 55,86 dB untuk hari non aktif. Dari keempat lokasi tersebut menunjukkan bahwa keempat ruangan rawat inap mengalami nilai kebisingan yang melebihi ambang batas atas yang telah ditetapkan oleh WHO tahun 1999 dan Keputusan Menteri Kesehatan RI tahun 2004. Tidak dapat dipungkiri bahwa pencegahan nilai bising supaya nilainya tidak lebih dari batas yang ditetapkan sudah dilakukan dengan maksimal, namun alangkah lebih baik pihak RSD dr. Soebandi lebih meminimalisir lagi tingkat kebisingan agar tercipta suasana sehening meungkin demi kenyamanan pasien dalam proses penyembuhan atau pemulihan.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries081810201024;
dc.subjectKebisinganen_US
dc.titleANALISIS HASIL PENGUKURAN TINGKAT KEBISINGAN DI RSD (RUMAH SAKIT DAERAH) dr. SOEBANDI TERHADAP STANDAR BAKU MUTU TINGKAT KEBISINGAN RUMAH SAKITen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record