HUBUNGAN ANTARA KEIKUTSERTAAN DALAM PELATIHAN BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR DENGAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA MASYARAKAT DI DESA PANDEAN KECAMATAN DONGKO KABUPATEN TRENGGALEK
Abstract
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian korelasional dengan
pendekatan kuantitatif. Tempat yang diguanakan sebagai penelitian berada di
Desa pandean, Kecamatan Dongko, Kabupaten Trenggalek. Alasan pemilihan
Desa Pandean menjadi tempat penelitian berdasarkan metode purposive area.
Teknik penentuan responden dalam penelitian ini menggunakan teknik populasi
yaitu diambil keseluruhan sejumlah 30 peserta pelatihan. Adapun metode
pengumpulan data melalui angket, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis
data menggunakan korelasi Product Moment. Uji validitas dilakukan dengan
menggunakan korelasi Product Moment dengan diperoleh r hitung sebesar 0,408.
Uji reliabilitas menggunakaan Spearman Brown dengan dengan hasil uji
reliabilitas sebesar 0,939.
Hasil analisis dalam penelitian ini diperoleh r hitung sebesar 0,753. Nilai ini
menunjukkan bahwa r hitung lebih besar dari pada r tabelnya. Untuk N=30
dengan taraf kepercayaan 95% sebesar 0,361 diketahui bahwa ada Hubungan
Antara Keikutsertaan Dalam Pelatihan Budidaya Ikan Air Dengan Motivasi
Berwirausaha Masyarakat Di Desa Pandean, Kecamatan Dongko, Kabupaten
Trenggalek.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada Hubungan Antara Keikutsertaan
Dalam Pelatihan Budidaya Ikan Air Dengan Motivasi Berwirausaha Masyarakat
Di Desa Pandean, Kecamatan Dongko, Kabupaten Trenggalek. Berdasarkan hasil
penelitian, saran yang diberikan peneliti untuk Sanggar Kegiatan Belajar sebagai
penyelenggara pelatihan yaitu Alangkah lebih baik jika dapat dilakukan programprogram
pelatihan yang melibatkan masyarakat muda umumnya yang belum
memiliki pekerjaan sehingga mereka mempunyai kemampuan untuk berwirausaha
dan memperoleh penghasilan sebagai modal bagi kesejahteraan keluarganya.
Selain itu, Bagi Prodi Pendidikan Luar Sekolah alangkah lebih baik jika
menjaring relasi dengan SKB setempat dan pejabat desa yang berkebutuhan
khusus, dalam arti terdapat masalah di dalam desa tersebut terkait dengan kurang
berdayanya masyarakat, pengangguran maupun putus sekolah sehingga dapat
melakukan praktik belajar secara nyata di lapangan untuk memperkaya ilmu yang
dimiliki, khususnya bagi konsentrasi menejemen pelatihan, untuk
mengaplikasikan dan mengembangkan ilmunya dalam mengelola sebuah
pelatihan.