dc.description.abstract | Pembelajaran matematika merupakan bagian dari pendidikan nasional, yang
memiliki peranan penting dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Untuk
menghadapi perubahan dunia yang begitu pesat yaitu dengan membentuk budaya
berpikir kritis. Berpikir kritis merupakan kegiatan rasional yang bersangkut paut
dengan kemampuan dalam memberikan penjelasan sederhana, penjelasan lanjut,
mengatur strategi dan teknik serta menyimpulkan dan mengevaluasi. Kemampuan
berpikir kritis dapat diajarkan melalui pembelajaran matematika dengan pemecahan
masalah. Langkah pemecahan masalah yang digunakan yaitu langkah pemecahan
masalah polya dimana langkah-langkahnya dapat memandu siswa dalam menemukan
solusi dari suatu permasalahan sehingga dapat mengetahui kemampuan berpikir kritis
siswa.
Pada penelitian ini dilakukan identifikasi terhadap berpikir kritis siswa dalam
pemecahan masalah terbuka. Jenis dan pendekatan penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pendeskripsian pada penelitian ini dilakukan
dengan cara memberikan gambaran mengenai berpikir kritis siswa dalam pemecahan
masalah terbuka pokok bahasan garis dan sudut yang didasarkan pada indikator
berpikir kritis. Instrumen yang digunakan adalah tes pemecahan masalah terbuka,
pedoman wawancara, serta lembar validasi tes dan pedoman wawancara. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes dan metode wawancara.
Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Data yang
dianalisis adalah data hasil tes pemecahan masalah terbuka dan hasil wawancara
siswa.
Berdasarkan data hasil validasi tes berdasarkan validasi isi dan konstruksi,
maka diperoleh bahwa tes tersebut valid dengan beberapa saran revisi. Setelah
dilakukan uji validitas selanjutnya dilakukan uji reliabilitas terhadap tes yang telah
direvisi. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa tes tersebut memiliki koefisien
reliabilitas tinggi yaitu 0,784. Setelah diperoleh data hasil tes pemecahan masalah
terbuka dan hasil wawancara, kemudian dianalisis.
Dalam menyelesaikan semua permasalahan, 80% siswa tidak memenuhi
indikator (I1) untuk soal nomor 5. Pada indikator (I2), semua siswa dapat memenuhi
indikator dengan baik. Pada indikator (I3), untuk soal nomor 4 dan 5, 80% siswa
tidak memenuhi indikator. Untuk soal nomor 3, 60% siswa tidak dapat memenuhi
indikator. Pada indikator (I4), untuk soal nomor 5, 100% siswa tidak dapat memenuhi
indikator. Untuk soal 2, 60% siswa tidak dapat memenuhi indikator dan untuk soal
nomor 4, 80% siswa tidak memenuhi indikator. Pada indikator (I5), untuk soal nomor
2, 60% siswa tidak dapat memenuhi indikator. Pada indikator (I6), soal nomor 5,
100% siswa tidak memenuhi indikator dan untuk soal 2-4, 80% siswa tidak dapat
memenuhi indikator. Hal itu terjadi karena beberapa siswa mengaku merasa kesulitan
menemukan penyelesaian lain, menuliskan konsep yang akan digunakan, menuliskan
nama sudut-sudutnya. Selain itu, beberapa siswa kurang teliti dalam menghitung dan
beberapa siswa merasa waktu pengerjaan kurang. | en_US |