dc.description.abstract | Pembelajaran matematika merupakan suatu pembelajaran yang dapat
menuntun siswa untuk berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif.
Kemampuan berpikir siswa tersebut akan terasah dengan diberikan tugas pemecahan
masalah mmatematika. Namun siswa cenderung kesulitan dalam menguasai strategi
pemecahan masalah sehingga hasil yang diperoleh siswa pun beragam. Penguasaan
strategi yang berbeda tentu didasari pada kesadaran dalam berpikirnya, hal ini dikenal
dengan istilah pengetahuan metakognisi.
Pengetahuan metakognisi terdiri dari pengetahuan deklaratif, prosedural, dan
kondisional. Pengetahuan deklaratif yaitu pengetahuan tentang strategi, keterampilan,
sumber-sumber belajar yang dibutuhkannya untuk keperluan belajar, serta
pengetahuan tentang diri sendiri sebagai pebelajar. Pengetahuan prosedural yaitu
pengetahuan tentang bagaimana menggunakan segala sesuatu yang telah diketahui
dalam pengetahuan deklaratif dalam aktivitas belajarnya. Pengetahuan kondisional
yaitu pengetahuan tentang bilamana menggunakan suatu prosedur, keterampilan, atau
strategi dan bilamana hal-hal tersebut tidak digunakan, mengapa suatu prosedur
berlangsung dan dalam kondisi yang bagaimana berlangsungnya Sedangkan tahapan
pemecahan masalah yang digunakan adalah pemecahan masalah berbasis Polya yang
memiliki empat tahapan, yaitu memahami masalah, membuat rencana, melaksanakan
rencana, dan menelaah kembali jawaban.
Pada penelitian ini dilakukan analisis terhadap pengetahuan metakognisi siswa
dalam menyelesaikan masalah berbasis Polya. Jenis penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan metode deskriptif dengan instrumen utama adalah peneliti,
ix
sedangkan instrumen pendukung berupa lembar tes pemecahan masalah metakognisi,
think aloud, dan pedoman wawancara.
Pendeskripsian pada penelitian ini dilakukan dengan cara memberi gambaran
mengenai pengetahuan metakognisi siswa dalam menyelesaikan masalah berbasis
Polya pokok bahasan perbandingan berdasarkan kemampuan pemecahan masalah
matematikanya. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes,
metode think aloud dan metode wawancara. Data yang dianalisis adalah data hasil tes
pemecahan masalah metakognisi, transkripsi think aloud, dan transkripsi wawancara
terhadap jawaban siswa.
Berdasarkan data hasil validasi tes berupa validasi isi dan konstruksi,
diperoleh bahwa tes pemecahan masalah metakognisi valid dengan koefisien
kevalidan 4,19. Sehingga soal tes dinyatakan valid dengan beberapa perbaikan sesuai
saran validator. Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas soal, diperoleh = 0,68
artinya tes termasuk dalam kategori tinggi sehingga soal yang dibuat sudah baik dan
dapat dipercaya untuk digunakan. Setelah data hasil jawaban, think aloud dan
wawancara diperoleh, langkah selanjutnya menganalisi data yang telah didapat.
Pada permasalahan pertama, S1 memiliki pengetahuan deklaratif, prosedural,
dan kondisional yang lengkap pada langkah memahami masalah, membuat, dan
melaksanakan rencana. S2 juga memiliki pengetahuan deklaratif dan kondisional
yang lengkap pada ketiga langkah tersebut, namun hanya memiliki pengetahuan
prosedural yang lengkap pada langkah membuat rencana. Sedangkan S3 tidak
memiliki pengetahuan deklaratif dan prosedural yang lengkap pada ketiga langkah
tersebut, ia hanya memiliki pengetahuan kondisional yang lengkap pada langkah
membuat rencana. Untuk langkah menelaah kembali jawaban, tidak ada seorang pun
yang memiliki pengetahuan prosedural yang lengkap. Bahkan, S1 dan S3 juga tidak
memiliki pengetahuan deklaratif yang lengkap pada langkah tersebut. Untuk
permasalahan kedua, hanya S1 yang memiliki pengetahuan deklaratif, prosedural, dan
kondisional yang lengkap, namun pada langkah menelaah kembali, ia tidak memiliki
pengetahuan deklaratif dan prosedural yang lengkap. Sedangkan untuk S2 dan S3
tidak memiliki pengetahuan deklaratif, prosedural, dan kondisional yang lengkap. | en_US |