BENTUK-BENTUK PERLAWANAN TERSEMBUNYI PEDAGANG KAKI LIMA DI ALUN-ALUN JEMBER
Abstract
Keberadaan pedagang kaki lima di sekitaran Alun-alun Jember sudah ada sejak lama. Tempat yang strategis membuat pedagang kaki lima berbondong-bondong datang ke kawasan tersebut yang mana seharusnya pedagang kaki lima tidak berada di sekitaran Alun-alun Jember, namun pada kenyataan justru keberadaan pedagang kaki lima semakin menjamur dan membuat suasana sekitaran Alun-alun Jember menjadi tidak sedap dipandang.Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang ingin diteliti dalam skripsi ini adalah bagaimanakah bentuk-bentuk perlawanan tersembunyi Pedagang Kaki Lima di sekitar Alun-Alun Kabupaten Jember?
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan serta menganalisis perlawanan pedagang kaki lima di sekitar Alun-Alun Kabupaten Jember yang meliputi para pedagang yang berjualan di dalam area Alun-Alun Kabupaten Jember, di depan Kantor Pemda Kabupaten Jember, di depan Masjid Jamik Al-Baitul Amin, di Jalan Kartini Kabupaten Jember terkait adanya larangan berjualan di sekitar area tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teori perlawanan tersembunyi oleh James Scott. Lokasi penelitian pada penelitian ini berada di sekitar alun-alun Kabupaten Jember, yang meliputi Jalan Kartini, di depan Masjid Jamik Baitul Amin Kabupaten Jember, dan Jalan PB. Sudarman. Penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sumber data yang digunakan ialah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi dan wawancara sedangkan data sekunder diperoleh dari pengumpulan beberapa dokumen atau informasi-informasi yang ada, seperti memperoleh dokumen mengenai Peraturan Bupati Jember Nomor 58 Tahun 2012 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Jember. Dan dilengkapi dengan dokumentasi yang berupa foto-foto yang dapat menunjang
dalam penelitian ini. Uji validitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara triangulasi data.
Dari penelitian ini dapat diketahui terdapat dua bentuk perlawanantersembunyi yaitu:1. Perlawanan Dengan Cara Membangkang (mokong). Perlawanan model ini dilakukan oleh PKL yang benar-benar kepepet karena tertangkap basah berjualan di tempat yang memang dilarang. Mereka sudah tidak menemukan lagi tempat yang ramai atau cocok untuk jenis barang dagangannya, sementara mereka tetap harus menghidupi keluarganya, maka jalan satu-satunya adalah tetap nekat berjualan di tempat yang berbahaya atau di tempat yang riskan penertiban. 2. Kucing-kucingan Dengan Satpol PP. bentuk perlawanan khas gaya PKL ini meskipun perlawanan itu merupakan bentuk perlawanan sehari-hari yang bersifat informal (sebagai reaksi rasional yang bersifat individual), namun perlawanan yang beridiom ”main kucing-kucingan” yang diperankan PKL , pada dasarnya merupakan ‟perintah atasan‟ yang telah terorganisir dan tidak lagi berskala kecil. Perlawanan secara tersembunyi yang bersifat non-violence pada dasarnya merupakan perlawanan alternatif yang dilakukan oleh para PKL secara individual dalam rangka mempertahankan subsistensi.