dc.description.abstract | Pembelajaran yang berpusat pada guru berakibat pada semakin sulitnya siswa
dalam memahami materi dan mengerjakan soal-soal tertentu dalam matematika, salah
satu materi yang dirasa sulit oleh siswa adalah materi segitiga. Hasil belajar siswa
dalam materi segitiga tersebut masih belum cukup memuaskan. Di MTs Zainul Hasan
Balung presentase keberhasilan siswa dalam pembelajaran matematika menurun,
presentase keberhasilan rata-rata hanya mencapai 50% dari seluruh jumlah siswa, dan
yang lain dibawah ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu 75 untuk
pelajaran matematika. Hal ini dikarenakan kurangnya minat siswa dalam
pembelajaran matematika. Dimana pembelajaran matematika yang dilaksanakan
berpusat pada guru. Sehingga diperlukan alternatif pembelajaran yang dapat membuat
siswa lebih aktif, memiliki rasa ingin tahu yang lebih, serta dapat meningkatkan hasil
belajar mereka, khususnya untuk materi segitiga. Salah satu dari model pembelajaran
yang dianggap dapat mengatasi masalah tersebut adalah pembelajaran kontekstual.
Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran konsep yang membantu siswa
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong
untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya
dalam kehidupan mereka.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini
dilaksanakan di MTs Zainul Hasan Balung yaitu siswa kelas VII-A. Penelitian ini
menggunakan dua siklus yang mencakup empat tahap yaitu perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi. Setelah siklus II, dilakukan penilaian apakah terjadi
peningkatan persentase ketuntasan hasil belajar siswa. Jika tidak terjadi peningkatan
persentase ketuntasan hasil belajar siswa, penelitian dihentikan karena sudah
dilaksanakan dua siklus.
Data aktifitas siswa yang diperoleh pada siklus I yaitu rata-rata seluruh aspek
aktivitas siswa adalah 81,51%. Apabila disesuaikan dengan kriteria aktifitas siswa
maka tergolong dalam kategori baik. Untuk hasil belajar data yang diperoleh
ketuntasan klasikal sebesar 71,87%. Hal ini menunjukkan masih belum tuntas. Data
aktifitas siswa yang diperoleh pada siklus II yaitu rata-rata seluruh aspek aktivitas
siswa adalah 84,80%. Apabila disesuaikan dengan kriteria aktivitas siswa maka
tergolong dalam kategori baik. Untuk hasil belajar data yang diperoleh ketuntasan
klasikal sebesar 90,62%. Sehingga pembelajaran pada siklus II ini dikatakan tuntas.
Berdasarkan analisis data yang diperoleh, maka kesimpulan dari penelitian ini
adalah: (1) Penerapan model pembelajaran kontesktual sub pokok bahasan segitiga
pada kelas VII A MTs Zainul Hasan tahun ajaran 2013/2014 dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa. Dengan menggunakan model pembelajaran
kontekstual siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri dengan dikaitkan
dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa mendapat pembelajaran bermakna dan
lebih aktif dalam pembelajaran matematika. (2) Aktivitas siswa pada penerapan
model pembelajaran kontekstual pada sub pokok bahasan segitiga pada kelas VII A
MTs. Zainul Hasan tahun ajaran 2013/2014 mengalami peningkatan dari siklus I ke
siklus II. Aktivitas siswa tersebut meliputi berdiskusi dalam kelompok, mengalisis
permasalahan, mencatat hasil diskusi dalam kelompok, menyimpulkan, dan
menerapkan konsep pada soal baru. (3) Hasil belajar matematika siswa setelah proses
belajar menggunakan pembelajaran Kontekstual pada sub pokok bahasan segitiga
pada kelas VII A MTs. Zainul Hasan tahun ajaran 2013/2014 mengalami peningkatan
dari siklus I ke siklus II karena pembelajaran kontekstual membantu siswa
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong
untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya
dalam kehidupan mereka | en_US |