dc.description.abstract | Konflik selama kurang lebih 60 tahun yang dihadapi Northeast India
menyebabkan korban yang tidak sedikit bagi masyarakat Northeast India khususnya
perempuan dan anak-anak di wilayah tersebut. Peran perempuan yang sangat minim
karena budaya di Northeast India membuat para perempuan tidak dapat berbuat
banyak untuk mengurangi adanya korban yang terus berjatuhan baik dari pihak
militer pemerintah india, para pemberontak, maupun masyarakat sipil khususnya
anak-anak dan perempuan. Diskriminasi, pembunuhan secara brutal, penyerangan
sepihak terjadi di mana-mana menimbulkan trauma yang dalam bagi sebagian anakanak.
Sebagian lainnya dipaksa menjadi militan dan memegang senjata pada usia
muda, anak-anak diambil paksa dari ibu-ibu mereka dan terpaksa menjalani latihan
keras sebagai pemberontak. NMA (Naga Mother’s Association) sebagai organisasi
masyarakat sipil non pemerintah muncul di tengah masyarakat sebagai grup ibu-ibu
dari suku naga yang sadar bahwa peran perempuan sangat berarti di dalam konflik.
Dimulai dari kegiatan menampung korban kekerasan dan kebrutalan konflik, NMA
mencoba mewadahi peran perempuan dalam proses perdamaian dengan memakai
peran alami seorang ibu. Kampanye pertama “shed no more blood” dilakukan oleh
NMA karena banyak mayat bergelimpangan dari berbagai pihak dan sulit untuk
dikenali. Para mayat dikuburkan dengan layak dan didoakan dengan cara yang baik di
depan para pemberontak dan militer pemerintah india. Dengan begitu, NMA
menyatakan bahwa setiap jiwa manusia berharga. Dimulai dari kampanye tersebut
NMA mengembangkan perannya sebagai Peace building grassroot level agent | en_US |