dc.description.abstract | Pada masa PM Yingluck Sinawatra, Thailand mengalami krisis politik.Krisis
politik itu berawal dari adanya penolakan oleh oposisi terhadap rancangan undangundang
(RUU) amnesti. Dirumuskannya RUU Amnesti tidak menyelesaikan masalah
justru menimbulkan masalah baru.Masalah ini muncul dari pihak oposisi yang yang
berkeinginan untuk menggulingkan PM Yingluck. Pihak oposisi telah hilang
kepercayaan kepada Yingluck karena adanya kebijakan RUU tersebut dipandang
untuk melindungi PM sebelumnya yaitu Thaksin S. Untuk menyelesaikan krisis
politik PM Yingluck memberikan solusi untuk mengadakan pemilu 2 Februari 2014.
Ketika hasil menunjukkan PM Yingluck kembali menang, maka kubu oposisi
membawa gugatan ke MK untuk menolak hasil pemilu dengan alasan tidak sah
karena tidak dilakukan secara serempak, maka pada tanggal 21 Maret MK
memutuskan untuk membatalkan hasil pemilu 2 Februari tersebut dengan alasan
inkonstitusional. Dengan dibatalkannya hasil pemilu 2 Februari 2014 gelombang
demontrasi di Thailand semakin besar. Oposisi menuntut PM Yingluck untuk segera
turun dari jabatannya karena ditemukan adanya banyak tindakan korupsi dan tindakan
nepotisme untuk menyelamatkan kakaknya dari jeratan hukum yang juga terlibat
dalam kasus korupsi sebelumnya.
Penulis menggunakan metode deskriptif dalam menganalisa data. Deskriptif
adalah upaya untuk menjawab pertanyaan siapa, apa, di mana, kapan, atau berapa,
jadi merupakan upaya melaporkan apa yang terjadi. Dengan menggunakan metode
pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari buku, jurnal, media cetak serta
internet. Penulis juga merumuskan argumen utama tentang latar belakang apa
dampak yang terjadi dari pembatalan hasil pemilu 2 Februari 2014 tersebut.
Dampak yang ditimbulkan dari pembatalan hasil pemilu 2 Februari 2014 oleh
Mahkamah Konstitusi Thailand adalah krisis politik yang berkenjutan sehingga
militer imengintervensi ke dalam krisis politik tersebut hingga kudeta militer kembali
menduduki Thailand dan Pemakzulan terhadap PM Yingluck Sinawatra menjadi
akhir dari pemerintahannya. | en_US |