Model Tugas Analisis Video Kejadian Fisika dengan Verifikasi Konsep melalui Praktikum dalam Pembelajaran Fisika di SMA (Kajian Pada: Elastisitas);
Abstract
Fisika adalah pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui
serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap
ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga
komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal
(Trianto, 2010:138). Fisika dalam pembelajaran atau pelaksanaan pendidikan tidak
cukup hanya memperhatikan dua aspek proses dan produk atau materi yang dikuasai
siswa, tetapi lebih dari itu, dalam aspek proses diharapkan dapat memunculkan
aktivitas belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang
dilaksanakan di tiga SMA Negeri di Jember menunjukkan bahwa aktivitas dan hasil
belajar fisika siswa kelas X masih rendah. Hasil analisis rata-rata nilai ulangan harian
siswa secara klasikal tidak dapat dinyatakan tuntas belajar mengingat KKM yang
harus ditempuh siswa agar dapat dikatakan tuntas dalam pembelajaran yaitu ≥ 75.
Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan kreativitas guru dalam menerapkan
model pembelajaran, salah satunya adalah model tugas analisis video kejadian fisika
dengan verifikasi konsep melalui praktikum. Maka rumusan masalah yang diangkat
oleh peneliti adalah: (1) Bagaimana aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran
fisika pada saat menerapkan model tugas analisis video kejadian fisika dengan
verifikasi konsep melalui praktikum di SMA?, (2) Bagaimana perbedaan hasil belajar
siswa sebelum dan setelah pembelajaran fisika yang menerapkan model tugas
viii
analisis video kejadian fisika dengan verifikasi konsep melalui praktikum di SMA?.
Tempat penelitian ditentukan menggunakan teknik purposive sampling area,
dilaksanakan di SMA Negeri Arjasa Jember. Responden penelitian ditentukan setelah
dilakukan uji homogenitas dengan teknik simple random sampling. Penelitian ini
adalah penelitian action research, dilakukan hanya pada satu kelompok saja tanpa
menggunakan kelompok pembanding, penelitian ini dilakukan untuk menemukan
model pembelajaran yang paling efektif dengan melakukan refleksi setelah
pembelajaran sampai mendapatkan hasil yang stabil. Jenis desain yang digunakan
adalah one-group pretest-postest design. Metode pengumpulan data dalam penelitian
ini adalah observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Analisis data untuk rumusan
masalah yang pertama menggunakan persentase aktivitas siswa, untuk rumusan
masalah yang kedua menggunakan uji-t subyek berhubungan (dependent samples ttest)
yang bersifat dua arah (two tail).
Pada pertemuan pertama diperoleh data aktivitas belajar siswa sebesar 78,6%
dan hasil uji-t sebesar 12,74, setelah melakukan refleksi dari pembelajaran pertemuan
pertama, aktivitas belajar dan hasil belajar yang diperoleh dari pembelajaran
pertemuan kedua ini meningkat, untuk aktivitas belajar siswa diperoleh persentase
aktivitas sebesar 81,3% dan hasil uji-t sebesar 20,76, setelah melakukan refleksi dari
pembelajaran pertemuan kedua, aktivitas belajar siswa pada pertemuan ketiga
meningkat yaitu 83,3% dan hasil uji-t menurun dari pertemuan kedua yaitu sebesar
20,52. Dari data yang diperoleh dari pertemuan ketiga ini untuk aktivitas siswa dan
hasil uji-t yang sudah dianggap stabil maka penelitian ini dilakukan sampai pada
pertemuan ketiga. Berdasarkan analisis data yang diperoleh, maka kesimpulan dari
penelitian ini adalah: (1) Aktivitas belajar siswa selama pembelajaran yang
menerapkan model tugas analisis video kejadian fisika dengan verifikasi konsep
melalui praktikum dapat digolongkan dalam kategori sangat aktif. (2) Hasil belajar
fisika siswa setelah pembelajaran yang menerapkan model tugas analisis video
kejadian fisika dengan verifikasi konsep melalui praktikum, lebih tinggi daripada
hasil belajar fisika siswa sebelum pembelajaran.