PENOLAKAN CHINA TERHADAP SANKSI EMBARGO MINYAK IRAN
Abstract
Faktor yang membuat ekonomi China tumbuh amat tinggi, menurut
penyampaian Presiden Hu Jintao dalam forum tahunan konferensi Boao di Hainan
adalah karena adanya aliran investasi luar dan dalam negeri yang amat luar biasa. Investasi sangat terasa industry, infrastuktur dan property. Pemerintah China sangat
viii berhati-hati menangani masalah ekonomi ini, termasuk mengatur aliran investasi dan
akibat-akibat yang ditimbulkannya.
Seiring dengan pertumbuhan ekonominya kebutuhan energi dalam negeripun
ikut meningkat. Cadangan minyak China dijadwalkan akan habis dalam beberapa tahun, sehingga negara secara agresif sedang mencoba untuk mengamankan pasokan
minyak mentah di masa depan. sehingga lebih baik mengamankan aliran pasokan
minyak. Salah satu partner China dalam bekerjasama adalah Iran. Pentingnya cadangan energi untuk China bertumpu pada keinginan negara untuk membangun ekonominya, yang merupakan dasar dari upaya untuk memainkan
peran yang lebih kuat dalam sistem internasional. Lebih dari 50% dari minyak mentah China impor berasal dari Timur Tengah pada tahun 2008. Badan Energi internasional memperkirakan bahwa impor minyak China akan bergantung pada Timur Tengah sebesar 70% dari pada tahun 2015, naik dari 44% pada tahun 2006.
Data resmi menunjukkan ekspor minyak mentah Iran ke China melonjak ke tingkat tertinggi pada bulan Desember 2012 di tengah derasnya sanksi terhadap sektor energi Republik Islam. China mengimpor hampir 593.390 barel per hari (bph) minyak mentah dari Iran pada bulan Desember 2012. Jumlah tersebut naik 3,6 persen dari tahun sebelumnya dan naik 39 persen dari bulan November. Reuters melaporkan, untuk tahun 2012 secara keseluruhan, tingkat tertinggi impor minyak mentah China dari Iran sebesar 633.000 barel per hari. Iran saat ini merupakan pemasok minyak mentah terbesar ketiga China atau sekitar 12 persen dari total konsumsi minyak tahunan negeri tirai bambu itu. Namun kerjasama ekonomi China dengan Iran mendapat hambatan dari Amerika Serikat. hal ini terkait dengan progam nuklir Iran yang di curigai sebagai
proyek pengembangan senjata nuklir oleh Amerika Serikat. Pada januari 2012 di utus Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Timothy F Geithner kunjungan tersebut untuk mencari dukungan China untuk menekan pengurangan impor minyak negara
ix
tirai bambu itu dari Iran. Geithner justru menemukan penolakan dari Beijing untuk
memberikan sanksi dan tekanan finansial terhadap Teheran. Dalam konfrensi pers kepada para wartawan, Wakil Menteri Luar Negeri China untuk hubungan dengan
AS, Cui Tiankai mengatakan, bahwa China mendukung upaya nonproliferasi global terhadap berbagai isu nuklir, tetapi perdagangan terpisah dari permasalahan itu.
Hubungan perdagangan normal dan kerjasama energi antara China dan Iran tidak ada hubungannya dengan masalah nuklir. Dengan tegas China menolaknya, keputusan China menolak embargo minyak ini jelas untuk melindungi kedaulatan negaranya dari ancaman ekonomi. Berdasarkan perspektif sepihak Beiijing, keputusan tidak dapat mengikat ketiga pihak, Amerika Serikat tidak dapat mengatur hubungan China-Iran. Ataupun China juga sebaliknya tidak bisa mengatur hubungan Amerika-Iran, hal ini seperti yang Amerika Serikat lakukan yaitu masih dalam mentalitas hegemoni. Penerapan hukum AS di luar wilayah kedaulatan Amerika Serikat untuk wilayah dan warga negara dari negara-
negara lain. Setelah dilakukan penelitian mengapa alasan China menolak untuk
mengembargo minyak Iran adalah bukan hanya terbatas pada kepentingan China dalam mengamankan pasokan minyak, China memiliki hubungan bilateral dengan
Iran diantaranya kerja sama ekonomi, politik, militer dan China sebagai bangsa yang besar memiliki kedaulatan untuk mengambil kebijakan dalam negerinya tanpa harus ada intervensi dari negara lain.