dc.description.abstract | Gliclazide merupakan salah satu obat anti diabetes dari golongan sulfonylurea
generasi kedua yang sering disebut sebagai insulin secretagogues yaitu bekerja
dengan cara merangsang sekresi insulin dari granul sel-sel β pankreas. Dosis yang
dianjurkan adalah dua kali sehari. Dosis sekali sehari pada modified release gliclazide
(30-120 mg) sama efektif dengan tablet konvensional gliclazide dua kali sehari (80-
320 mg) dalam mengurangi hemoglobin glikosilasi (HbA1C) dengan sedikit efek
samping dan lebih sedikit risiko hipoglikemia.
Tablet sustained release (SR) lebih disukai untuk terapi karena
memungkinkan kepatuhan pasien dalam penggunaan obat, menurunkan fluktuasi
konsentrasi puncak dan pengurangan efek samping. Salah satu sediaan sustained
release yang banyak dikembangkan adalah sistem floating dan mucoadhesive. Tujuan
kombinasi kedua sistem yaitu diharapkan dapat mengatasi kekurangan masing–
masing sistem apabila diterapkan secara tunggal. Kekurangan sistem floating adalah
sediaan hanya memiliki kemampuan mengapung yang baik ketika jumlah cairan
lambung banyak, tablet akan menuju ke arah pylorus ketika terjadi pengosongan
lambung, sehingga sediaan cepat meninggalkan lambung. Kekurangan sistem
mucoadhesive adalah kemungkinan terlepasnya sediaan dari membran mukosa akibat
adanya gerakan peristaltik dan dorongan oleh komponen semi padat yang ada di
dalam lambung.
Polimer yang digunakan dalam penelitian adalah Hidroksi Propil Metil
Selulosa (HPMC) dan carbopol. HPMC digunakan sebagai polimer floating,
sedangkan carbopol berfungsi sebagai polimer mucoadhesive. Kombinasi dari kedua
polimer ini diharapkan dapat mempertahankan sediaan tetap berada dalam lambung
selama kurang lebih 12 jam serta mengontrol pelepasan obat secara kontinyu.
Proses pembuatan tablet dilakukan dengan metode cetak langsung. Setelah
semua bahan dicampur dan dievaluasi penentuan sifat alir atau sudut diam,
homogenitas gliclazide dalam campuran serbuk. Campuran serbuk dikompresi
menggunakan mesin cetak tablet single punch dan dievaluasi kekerasan, kerapuhan,
keseragaman sediaan, kemampuan mengapung (floating lag time dan floating
duration time), kekuatan mucoadhesive, dan pelepasan gliclazide. Respon yang
diamati dalam penelitian adalah kemampuan mengapung, kekuatan mucoadhesive
dan DE720 yang digunakan untuk menentukan formula optimum menggunakan desain
faktorial.
Hasil pengujian kemampuan mengapung keempat formula memenuhi
persyaratan floating lag time antara 10-600 detik, efek interaksi HPMC dan carbopol
dominan yaitu efek interaksinya menurunkan respon (floating lag time semakin
cepat). Floating duration time keempat formula memenuhi persyaratan yaitu
mengapung lebih dari 12 jam. Hasil pengujian kekuatan mucoadhesive yang
dilakukan menunjukkan bahwa kekuatan mucoadhesive formula B>AB>(1)>A. Efek
faktor carbopol memberikan efek yang dominan terhadap respon mucoadhesive.
Efisiensi disolusi menunjukkan bahwa FIV memiliki nilai DE720 terbesar yaitu
AB>B>A>(1). Efek faktor HPMC, carbopol, dan kombinasinya bernilai positif yang
berarti penggunaan HPMC dan carbopol baik secara tunggal maupun kombinasinya
akan meningkatkan respon efisiensi disolusi. Semua formula yang diuji menunjukkan
kinetika pelepasan orde nol dengan mekanisme pelepasan yang dominan adalah erosi
matriks.
Kriteria respon formula optimum yang diinginkan adalah tablet memiliki
floating lag time 10-600 detik, floating duration time >12 jam, kekuatan
mucoadhesive 50-100 g, dan DE720 49,72-60,42 %. Hasil optimasi yang dihasilkan
oleh software Design Expert 9.04 versi trial menunjukkan 100 titik yang memenuhi
memberikan respon optimum didapatkan jumlah HPMC yang dapat adalah 136,209
mg-159,493 mg dan jumlah carbopol adalah 76,971 mg-89,876 mg. | en_US |