Formulasi dan Penentuan Stress Testing Sediaan Krim M/A dan A/M Ekstrak Etanol Edamame (Glycine max)
Abstract
Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang digunakan pada bagian luar tubuh manusia untuk membersihkan, menambah daya tarik, dan memelihara tubuh. Saat ini penggunaan kosmetika di masyarakat semakin meningkat, salah satunya yaitu krim pemutih. Bahan pemutih kulit seperti hidrokuinon, merkuri, dan asam retinoat telah banyak digunakan sebagai zat aktif dalam kosmetika pemutih kulit, namun zat-zat tersebut diketahui memberikan efek samping yang tidak diinginkan seperti iritasi pada kulit. Oleh karena itu, saat ini telah dikembangkan bahan pemutih kulit dari bahan alam yang relatif lebih aman.
Penghambatan enzim tirosinase merupakan salah satu cara untuk mencapai efek pemutih kulit. Enzim tirosinase ini memiliki peran utama dalam mengkatalisis hidroksilasi L-Tirosin menjadi L-DOPA dan oksidasi L-DOPA menjadi L-dopakuinon yang selanjtnya akan diubah menjadi melanin. Salah satu senyawa yang memiliki aktivitas hambatan tirosinase adalah isoflavon dalam edamame (Glycine max). Pada penelitian ini dilakukan pengembangan formulasi sediaan krim pemutih alami dengan bahan aktif ekstrak etanol edamame.
Stabilitas suatu sediaan dapat dipengaruhi faktor lingkungan salah satunya, yaitu suhu. Pada penelitian ini digunakan uji stress testing untuk mengetahui stabilitas fisika kimia sediaan krim ekstrak etanol edamame. Pengujian stress testing dilakukan dengan menyimpan sediaan pada suhu 50 C dan suhu kamar (25 ± 5 C) sebagai kontrol (kondisi tanpa stress testing).
Pada penelitian ini dirancang 2 formula krim yaitu formula F1 dengan tipe krim minyak dalam air (m/a) dan formula F2 dengan tipe krim air dalam minyak
(a/m). Evaluasi sediaan krim ekstrak etanol edamame yang dihasilkan meliputi penetapan kadar genistein, pengujian stress testing, dan pengujian kesukaan. Pada penelitian ini juga dilakukan analisis statistik menggunakan program SPSS 16.0. Analisis yang dipilih pertama yaitu t-test tidak berpasangan untuk mengetahui perbedaan ynag bermakna % recovery kadar genistein dalam krim m/a dan a/m. Analisis statistik kedua yaitu uji Repeated ANOVA untuk mengetahui perbedaan bermakna karakteristik fisika kimia (viskositas, daya sebar, dan pH) sebelum penyimpanan, sesudah penyimpanan suhu kamar (25 ± 5 C), dan sesudah penyimpanan suhu 50 C. Analisis statistik yang ketiga yaitu uji Chi square untuk mengetahui pengaruh bermakna perbedaan tipe krim terhadap tingkat kesukaan konsumen pada parameter bau, tekstur, warna, konsistensi, daya sebar, rasa dingin, kelembaban, dan ketahanan air.
Hasil uji penetapan kadar genistein dalam krim m/a dan a/m ekstrak etanol edamame diperoleh % recovery kadar genistein rata-rata berturut-turut sebesar 95,4178 % dan sebesar 101,8276 %. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna % recovery kadar genistein antara krim m/a dan a/m.
Nilai viskositas rata rata krim m/a dan a/m sebelum penyimpanan berturut-turut sebesar 127, 33 dPa.s dan 181 dPa.s, sesudah suhu kamar sebesar 128 dan 182 dPa.s, dan sesudah suhu 50 C sebesar 92,33 dPa.s dan 117,67 dPa.s. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna nilai viskositas krim m/a dan a/m sesudah suhu 50 C jika dibandingkan nilai viskositas krim m/a dan a/m sebelum penyimpanan dan sesudah suhu kamar.
Nilai daya sebar rata-rata krim m/a dan a/m sebelum penyimpanan berturut-turut sebesar 6,77 cm dan 6,10 cm, sesudah suhu kamar sebesar 6,83 cm dan 6,13 cm, dan sesudah 50 C sebesar 8,00 cm dan 6,90 cm. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna nilai daya sebar krim m/a dan a/m sesudah suhu
50 C jika dibandingkan nilai viskositas krim m/a dan a/m sebelum penyimpanan dan sesudah suhu kamar.
Nilai pH rata-rata krim m/a dan a/m sebelum penyimpanan berturut-turut sebesar 6,77 dan 5,84, sesudah suhu kamar sebesar 5,82 dan 6,74, dan sesudah 50 C sebesar 6,58 dan 5,67. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai pH sebelum penyimpanan, sesudah suhu kamar, dan sesudah suhu 50 C.
Skor rata-rata pengujian kesukaan pada krim m/a dan a/m berturut-turut untuk masing-masing parameter yaitu bau sebesar 4,4 dan 3,7, tekstur sebesar 4,2 dan 3,4, warna sebesar 4,0 dan 3,9, konsistensi sebesar 4,0 dan 3,8, daya sebar sebesar 3,9 dan 3,5, rasa dingin sebesar 4,1 dan 3,3, kelembaban sebesar 4,0 dan 3,9, dan ketahanan air sebesar 3,6 dan 3,7. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang bermakna dari perbedaan tipe krim m/a dan a/m terhadap tingkat kesukaan konsumen pada parameter bau, warna, konsistensi, daya sebar, kelembaban, dan ketahanan air, tetapi terdapat pengaruh yang bermakna dari perbedaan tipe krim m/a dan a/m terhadap tingkat kesukaan konsumen pada parameter tekstur dan rasa dingin.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]