Identifikasi Jenis Kayu Yang Dimanfaatkan Untuk Pembuatan Perahu Tradisional Nelayan Muncar Kabupaten Banyuwangi dan Pemanfaatanya Sebagai Buku Nonteks.
Abstract
Muncar merupakan sebuah kecamatan yang terletak pada Kabupaten
Banyuwangi, berbatasan langsung dengan Selat Bali dan menjadikanya sebagai
daerah operasional. Sebagai salah satu daerah perikanan terbesar di Jawa Timur,
hampir semua nelayan yang beroperasi di pelabuhan ikan Muncar masih
menggunakan perahu tradisional yang terbuat dari kayu sebagai alat tangkap utama.
Nelayan Muncar telah lama memanfaatkan kayu sebagai bahan pembuatan perahu
tradisional tetapi belum ada data tertulis mengenai jenis perahu, jenis kayu yang
digunakan, cara perawatan perahu, dan cara pembuatan perahu. Tujuan dari penelitian
ini untuk menyediakan data tertulis mengenai jenis kayu yang dimanfaatkan sebagai
bahan pembuatan perahu serta jenis-jenis perahu yang biasa digunakan oleh nelayan
muncar yang nantinya hasil dari penelitian akan disusun menjadi buku nonteks yang
bertujuan untuk mendapatkan data tertulis mengenai jenis kayu yang dimanfaatkan
sebagai bahan pembuatan perahu serta jenis-jenis perahu yang biasa digunakan oleh
nelayan muncar serta diharapkan buku yang disusun mampu melestarikan kearifan
lokal mengenai perahu tradisional.
Pengambilan data jenis kayu yang dimanfaatkan sebagai bahan perahu
tradisional dilakukan dengan cara melakukan wawancara dan kuesioner terhadap para
nelayan yang dianggap mengetahui seluk-beluk perkapalan dengan menggunakan
metode Snowball Sampling di daerah pelabuhan ikan Muncar Kecamatan Muncar
Kabupaten Banyuwangi. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 7 jenis tumbuhan
berkayu yang biasa dimanfaatkan oleh nelayan Muncar dalam pembuatan perahu
tradisional yaitu akasia (Acacia mangium Willd), bayur (Pterospermum javanicum
Jungh), bendo (Artocarpus elasticus Reinw), jati (Tectona grandis L.f.), kesambi
(Schleichera oleosa Lour), mahoni (Swietenia mahagonia L. Jacq) nyamplung
(Calophlum inophylum L) dan 2 jenis tumbuhan rumput-rumputan bambu ori
(Bambusa bambos Voss) dan bambu petung (Dendrocalmus asper Backer). Proses
pembuatan perahu tradisional nelayan Muncar ada dua cara yaitu dengan cara
melubangi kayu gelondong utuh pada bagian tengah hingga membentuk badan perahu
dan dengan cara merakit papan-papan kayu. Perawatan perahu dilakukan dengan cara
Membersihkan perahu dari sisa air laut, lumut, dan binatang laut yang menempel
pada perahu, Mendempul bagian perahu yang bocor, Mengecat bagian perahu, dan
Penggantian bagian perahu yang rusak
Hasil penelitian yang didapatkan disusun menjadi buku nonteks, yang
ditujukan tidak hanya pada masyarakat umum tapi juga ditujukan untuk proses
pembelajaran. Dalam pengembangan buku nonteks yang dibuat, buku nonteks
tersebut menggunakan pengembangan buku ADDIE (Analyze, Design, Develop,
Implementation, dan Evaluation). Uji validasi buku dilakukan oleh masyarakat sekitar
daerah pelabuhan ikan Muncar yang dianggap mengetahui seluk beluk perahu
nelayan. Nilai rata-rata yang didapatkan nilai rata-rata yaitu 92,3 dari skala maksimal
100 yang menyatakan buku direkomendasikan sebagai salah satu buku referensi yang
dapat digunakan sebagai sumber belajar.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dapat
disimpulkan (1) Terdapat 7 jenis tumbuhan berkayu dan 2 jenis tumbuhan rumputrumputan
yang biasa dimanfaatkan oleh nelayan Muncar dalam pembuatan perahu
tradisional; (2) Terdapat dua cara pembuatan perahu tradisional nelayan Muncar yaitu
dengan cara melubagi kayu gelondong dan dengan cara merakit papan-papan kayu;
(3) Buku nonteks yang telah disusun dapat direkomendasikan sebagai salah satu buku
referensi yang dapat digunakan sebagai sumber belajar di sekolah terutama sekolah
berbasis kelautan.