dc.description.abstract | Pegagan mengandung beberapa komponen yang sangat bermanfaat bagi
kesehatan. Diantara sekian banyak kandungan bahan aktif, bahan utama yang
dikandungnya adalah steroid yaitu triterpenoid glycoside. Steroid dapat berperan
sebagai penghambat spermatogenesis dan bersifat reversibel. Tujuan dari penelitian
ini adalah mengetahui pengaruh yang ditimbulkan dari rebusan daun pegagan
(Centella asiatica (L.) Urban) terhadap kualitas spermatozoa mencit (Mus musculus
L.) Balb-C dan mengetahui dosis rebusan daun pegagan (Centella asiatica (L.)
Urban) yang berpengaruh signifikan untuk menurunkan kualitas spermatozoa mencit
(Mus musculus L.) Balb-C.
Jenis penelitian ini penelitian eksperimental dengan RAL yang
mendeskripsikan pengaruh pemberian rebusan daun pegagan (Centella asiatica (L.)
Urban) terhadap kualitas spermatozoa mencit ( Mus musculus L.) Balb-C. Penelitian
ini dilakukan bulan Janurai-Maret 2015 di Laboratorium Biologi Biomedik, Fakultas
Farmasi Universitas Jember. Mencit (Mus musculus L.) Balb-C yang diguakan
berumur 2-3 bulan dengan kisaran berat 20-30 gram, terdapat 4 variasi perlakuan
dalam penelitian ini yaitu kontrol (tanpa perlakuan), perlakuan 1 (4,97 ml/ kg bb),
perlakuan 2 (10 ml/ kg BB), dan perlakuan 3 (20 ml/ kg bb). Parameter kualitas
spermatozoa yang diukur pada penelitian ini meliputi motilitas, viabilitas dan
morfologi spermatozoa. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu
menggunakan uji Anova Univariate dengan taraf signifikan 5%. Hasil Uji ini
dilanjutkan dengan uji BNT untuk mengetahui letak perbedaan antar perlakuan.
viii
Hasil penelitian parameter rerata pengaruh pemberian rebusan daun pegagan
terhadap motilitas spermatozoa mencit (Mus musculus L.) Balb-C dalam tiap
perlakuan menunjukkan P3 mempunyai nilai rerata paling rendah sebesar
37,67±8.214, dan P0 memiliki nilai rerata tertinggi sebesar 93±2,53. Rerata pengaruh
pemberian rebusan daun pegagan terhadap viabilitas spermatozoa mencit (Mus
musculus L.) Balb-C dalam tiap perlakuan menunjukkan P3 mempunyai nilai rerata
paling rendah sebesar 33,67±22,64 dan P0 memiliki nilai rerata paling tinggi sebesar
59,67±15,029. Rerata pengaruh pemberian rebusan daun pegagan terhadap morfologi
spermatozoa mencit (Mus musculus L.) Balb-C dalam tiap perlakuan menunjukkan
P3 mempunyai nilai rerata paling tinggi sebesar 68,83±7,41 sedangkan P0 memiliki
nilai rerata paling rendah sebesar 36,17±11,94. Hasil uji Anova Univariate pengaruh
rebusan daun pegagan terhadap motilitas spermatozoa menunjukkan taraf signifikan
sebesar p= 0,000. Hasil ini menunjukkan H0 ditolak, Ha diterima sehingga diketahui
bahwa terdapat perbedaan signifikan antar kelompok perlakuan. Hasil uji Anova
Univariate pengaruh rebusan daun pegagan terhadap viabilitas spermatozoa
menunjukkan taraf signifikan sebesar p=0,168. Hasil ini menunjukkan tidak terdapat
perbedaan signifikan antar kelompok perlakuan. Hasil uji Anova Univariate
pengaruh rebusan daun pegagan terhadap morfologi spermatozoa menunjukkan taraf
signifikan sebesar p=0,000. Hasil ini menunjukkan bahwa H0 ditolak, Ha diterima.
Data tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antar kelompok
perlakuan.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan : 1) ada pengaruh rebusan
daun pegagan terhadap kualitas spermatozoa mencit meliputi: berpengaruh signifikan
terhadap motilitas spermatozoa, berpengaruh tidak signifikan terhadap viabilitas
spermatozoa, berpengaruh signifikan terhadap morfologi spermatozoa 2) dosis yang
memiliki pengaruh signifikan menurunkan kualitas spermatozoa adalah 20 ml/ kg bb
yaitu mampu menurunkan motilitas spermatozoa sebesar 84% dan morfologi
spermatozoa sebesar 72%, namun hanya mampu menurunkan viabilitas spermatozoa
secara tidak signifikan sebesar 36%.
ix
Hasil penelitian ini dapat diberikan beberapa saran untuk perkembangan
penelitian yang selanjutnya yaitu perlu dilakukan penelitian yang sejenis namun
dengan dosis yang lebih tinggi lagi agar dapat dilakukan suatu perbandingan antara
dosis tertinggi pada penelitian ini dengan dosis tertinggi pada penelitian berikutnya,
perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan hewan coba yang lebih besar yaitu
tikus, untuk mendapat volume sperma yang lebih banyak. | en_US |