PRAKTIK POLA ASUH, KONSUMSI MAKANAN, DAN STATUS GIZI ANAK BALITA USIA 6-24 BULAN (Studi pada Masyarakat Suku Using Desa Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi)
Abstract
Anak sejak dalam kandungan hingga berumur 2 tahun merupakan masa emas yang kritis untuk tumbuh kembang fisik, mental dan sosial. Masalah gizi yang terjadi pada suatu golongan umur tertentu, dapat mempengaruhi status gizi pada periode siklus berikutnya. Status gizi anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah konsumsi makanan anak dan pola asuh. Pola asuh berkaitan dengan keadaan ibu dalam hal kesehatan baik fisik maupun mental, status gizi, pendidikan, pengetahuan, ketrampilan tentang pengasuhan anak yang baik, peran dalam keluarga atau di masyarakat, sifat pekerjaan sehari-hari, adat kebiasaan keluarga dan masyarakat, dan sebagainya. Kebutuhan zat gizi anak akan tercukupi dengan diberikannya pola asuh yang baik dan memadai.
Desa Kemiren terletak di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi. Pada tahun 2013, Puskesmas Kecamatan Glagah menduduki posisi tertinggi ke tiga untuk prevalensi balita berstatus gizi sangat kurus di Kabupaten Banyuwangi, yaitu sebesar 2,22%. Angka ini masih di atas rata-rata prevalensi kabupaten, yaitu sebesar 0,96%. Berdasarkan hasil operasi timbang yang dilakukan di Desa Kemiren pada bulan Februari 2014, sebanyak 111 anak balita usia 0-59 bulan ditimbang. Dari 111 anak yang ditimbang tersebut, berdasarkan BB/TB sebesar 2,7% balita berstatus gizi kurus dan sangat kurus. Angka tersebut di atas rata-rata angka kecamatan, yaitu sebesar 1,84%. Angka tersebut juga menempati posisi tertinggi ke empat dari sepuluh desa yang ada di Kecamatan Glagah. Pada operasi timbang bulan Agustus 2014, prevalensi status gizi kurus dan sangat kurus Kecamatan Glagah mengalami penurunan, yaitu sebesar 1,59%. Walaupun demikian, prevalensi status gizi kurus dan sangat kurus di desa Kemiren masih di atas rata-rata kecamatan, yaitu sebesar 2,94% dari 102 anak balita usia 0-59 bulan yang ditimbang. Angka tersebut menempati posisi tertinggi ke dua dari sepuluh desa di Kecamatan Glagah.
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan, menurut bidan Desa Kemiren dan tokoh masyarakat Desa Kemiren masih terdapat pola pengasuhan yang kurang baik yang diberikan kepada anak balita, yaitu memberikan makanan selain ASI sebelum usia 6 bulan, makanan yang tidak beragam, dan cara mengolah sayur yang kurang tepat. Selain permasalahan gizi, hal lain yang mendasari adalah faktor budaya di Desa Kemiren, salah satunya adalah pantangan makanan. Masih ada anggapan orang tua bahwa bayi tidak boleh diberikan pisang mas karena nantinya akan sulit dalam berbicara.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi praktik pola asuh, konsumsi makanan dan status gizi anak balita usia 6-24 bulan di masyarakat Suku Using Desa Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional. Sampel dari penelitian ini adalah total populasi yaitu sebanyak 35 anak dan ibu anak balita. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2014 hingga April 2015. Pengumpulan data primer dilakukan dengan pengukuran berat badan, panjang badan, pengisian angket pengetahuan, pola asuh, wawancara dengan lembar food recall 2x24 jam dan FFQ, sedangkan data sekunder diperoleh dari Puskesmas Pembantu Desa Kemiren. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan tabel tabulasi silang yang kemudian dijelaskan dalam bentuk teks.
Hasil penelitian ini adalah sebagian besar pola asuh gizi yang diberikan kepada anak balita dalam kategori kurang, tingkat konsumsi energi, protein, lemak, dan karbohidat anak balita sebagian besar di atas AKG, dan mayoritas anak balita memiliki status gizi normal berdasarkan indeks BB/PB. Dari hasil penelitian ini diharapkan peran aktif petugas kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu tentang pola asuh gizi dengan mengoptimalkan kegiatan posyandu.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]