RATIFIKASI PAKET BALI OLEH INDIA DALAM KONFERENSI TINGKAT MENTERI WORLD TRADE ORGANIZATION (WTO) 2013
Abstract
Pada Desember 2013, Konferensi Tingkat Menteri (KTM) World Trade
Organization (WTO) dilaksanakan di Bali, Indonesia. Dalam KTM tersebut,
dilahirkan sebuah kesepakatan baru yang biasa disebut dengan Paket Bali (Bali
Package) yang menghasilkan tiga kesepakatan, yaitu kesepakatan dalam bidang
fasilitas perdagangan (trade facility), kesepakatan dalam bidang pertanian, dan
kesepakatan dalam pembangunan negara-negara kurang berkembang (Least
Developed Countries/LDCs). Di awal pertemuan tersebut, India menentang untuk
meratifikasi Paket Bali tersebut, karena usulan India yang tidak disetujui oleh negaranegara
maju untuk menaikkan subsidi pertanian dari 10% menjadi 15% dari total
produksi nasional dan tanpa batasan waktu. Setelah terjadi lobi antara negara
berkembang, terutama India dengan negara maju (seperti Amerika Serikat dan
Kanada) bersedia menyetujui permintaan India untuk menaikkan subsidi dalam
bidang pertanian sebesar 15%, namun hanya dalam kurun waktu 4 tahun.
Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif untuk meneliti
alasan India bersedia meratifikasi Paket Bali. Metode tersebut menuntut penulis
untuk dapat menganalisis data dengan sifat deduktif, dan hasil dari penelitian
kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Data-data yang ada di
dapat dari data sekunder. Landasan konseptual yang digunakan penulis untuk
penelitian adalah Pendekatan Keamanan Pangan (food security approach) dan
Pendekatan Pembuatan Keputusan (decision making approach) menurut James N.
Rosenau untuk menganalisis bersedianya India meratifikasi Paket Bali.
viii
Penelitian menunjukkan bahwa alasan India bersedia meratifikasi Paket Bali
ada dua alasan. Pertama, kondisi masyarakat India yang masih banyak berada di
bawah garus kemiskinan, sehingga mereka sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup
mereka. Terutama dalam bidang subsidi pertanian, karena sebagian besar
matapencaharian masyarakat India adalah sektor pertanian. Kedua, jumlah
masyarakat yang kelaparan di India masih cukup tinggi, dan sebagian besar
kebutuhan pangan masyarakat India dipenuhi dari sektor pertanian. Oleh karena itu
subsidi pertanain di India sangat berpengaruh terhadap ketahanan pangan India.