FAKTOR PREDISPOSISI DAN PENCETUS SERANGAN ASMA BRONKIAL (Studi pada Pasien Rawat Jalan di Poli Paru B Rumah Sakit Paru Jember)
Abstract
Asma merupakan penyakit kronis yang menyebabkan masalah kesehatan di seluruh dunia, baik di negara maju maupun di negara-negara sedang berkembang. Asma bronkial merupakan satu hiperreaksi dari bronkus dan trakea, sehingga mengakibatkan penyempitan saluran napas yang bersifat reversible. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia, jumlah penderita asma bronkial di dunia mencapai 235 juta orang. Prevalensi asma di Indonesia sebesar 4,5% dan prevalensi terbesar pada jenis kelamin perempuan. Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, jumlah kasus asma baru pada tahun 2013 sebanyak 23.050, sedangkan tahun 2012 jumlah kasus asma baru sebanyak 18.146. Jumlah kasus asma bronkial di rawat jalan Rumah Sakit Paru Jember pada tahun 2014 sebanyak 307.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor predisposisi dan pencetus serangan asma bronkial pasien rawat jalan di Poli Paru B Rumah Sakit Paru Jember. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan menggunakan pendekatan case control. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan systematic random sampling dengan sampel kasus sebanyak 21 orang yang menderita asma bronkial dan sampel kontrol sebanyak 42 orang yang tidak menderita asma bronkial. Penelitian ini dilakukan di Poli Paru B Rumah Sakit Paru Jember. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuisioner dan data sekunder yang diperoleh dari Rumah Sakit Paru Jember. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel, teks, dan dianalisis menggunakan analisis univariabel untuk mengetahui distribusi frekuensi dan presentase dari masing-masing variable, bivariabel untuk mengetahui hubungan variable bebas dan variable terikat dengan menggunakan uji chi square, dan multivariabel untuk mengetahui variabel yang paling besar pengaruhnya dengan uji regresi logistik dengan tingkat kemaknaan sebesar 5% (α=0,05).
Hasil penelitian ini diantaranya adalah terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat alergi makanan, riwayat alergi debu, riwayat alergi hewan peliharaan, infeksi saluran napas, kegiatan jasmani, emosi, asap rokok dan perubahan cuaca dengan serangan asma bronkial. Namun, tidak ada hubungan yang signifikan antara kepemilikan hewan peliharaan dengan serangan asma. Perubahan cuaca merupakan variabel yang paling dominan terhadap serangan asma bronkial.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]