dc.description.abstract | Daya saing di industri perdagangan menuntut setiap perusahaan untuk
meningkatkan keunggulan kualitas terpadunya, terutama bagi PT. Kutai Timber
Indonesia (KTI) Probolinggo sebagai perusahaan plywood. Salah satu mekanisme
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keunggulan kualitas adalah melalui
perbaikan proses produksi dengan pereduksian atau pengeliminasian pemborosan
yang terjadi di lini produksi menggunakan metode VALSAT (Value Stream
Analysis Tools).
Proses produksi plywood di PT. KTI Probolinggo meliputi proses log
pond, log cutting, rotary, dryer, arranger, glue spreader, cold press, hot press,
putty, double saw, sander, dan final selection. Kecacatan produk (grading) dari
Januari sampai tanggal 03 Agustus 2014 tercatat sebesar 5,70% dengan 25 macam
cacat. Hasil analisis dengan menggunakan Waste Relationship Matrix (WRM)
didapatkan 4 waste yang terjadi, yaitu waste waiting (28,89%), waste defect
(26,67%), waste transportation (26,67%), dan waste unnecessary inventory
(17,78%).
Perhitungan akhir dari matriks seleksi menggunakan metode VALSAT
diperoleh 2 detail mapping tools terbesar yang dapat digunakan, yaitu Process
Activity Mapping (PAM) dengan total bobot 130,5 (33,08%) dan Supply Chain
Response Matrix (SCRM) dengan total bobot 94,5 (23,95%). Dari analisis
menggunakan metode VALSAT dan 5S Visual Management, diperoleh upayaupaya
perbaikan yang dapat dilakukan untuk mengurangi pemborosan, yaitu
untuk mengurangi pemborosan waktu tunggu, dilakukan penjagaan proses
produksi agar sesuai dengan standar yang berlaku dengan pogram seiketsu
(standardisasi); untuk mengurangi pemborosan kecacatan produk, dilakukan
pelatihan mengenai material handling dengan program shitsuke (pembiasaan),
adanya tanda atau label peringatan di setiap stasiun kerja dengan program seiton
(penataan), dan adanya corrective maintenance pada mesin dengan program
seisou (pembersihan); untuk mengurangi pemborosan transportasi, dilakukan
upaya persempitan jarak antarproses produksi dengan program seiri (pemilahan);
dan untuk mengurangi pemborosan persediaan yang tidak perlu, dilakukan audit
ulang jumlah pemesanan raw material dan penggunaan sistem production kanban
dengan program seiton (penataan). | en_US |