dc.description.abstract | Fenomena pengemis, banyak dijumpai didaerah sekitar pasar tanjung Kabupaten Jember. mereka menjalankan kehidupannya sebagai pengemis dengan tujuan untuk mencari uang guna memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Berbagai cara mengemis mereka lakukan untuk mendapatkan belas kasihan orang, mulai dari berpindah-pindah tempat yang dirasa strategis untuk mengemis (ramai, banyak orang berlalu lalang) sampai dengan tidur disembarang tempat, yang hal ini sebenarnya bertentangan dengan norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana perilaku pengemis di daerah pasar tanjung dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari, serta bagaimana sikap masyarakat terhadap aktivitas mengemis yang mereka lakukan.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif. Teknik penentuan informan menggunakan tehnik snowball sampling. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Setelah data terkumpul kemudian dianalisis, dalam menguji keabsahan data, penelitian ini menggunakan teknik trianggulasi.
Kesimpulannya yaitu Perilaku melanggar nilai dan norma sosial, yaitu mereka tidak mau di tertibkan dengan adanya razia mereka bisa menghindari petugas yang sedang bertugas, meskipun sudah diusir oleh warga dan bahkan warga sudah mengingatkan dan memberitahukan bahwa jangan mengemis tetapi mereka tidak memperdulikannya.
Ada dua sikap yang terlihat pada pandangan masyarakat, yang pertama masyarakat menolak atau tidak menyukai adanya kehadiran para pengemis yang mengganggu ketertiban dan juga mengganggu ketenangan masyarakat yang ada di pasar Tanjung baik penjual maupun pembeli. Penjual yang merasa di rugikan karena telah membuat pelanggan mereka menjadi tidak nyaman akibat keberadaan pengemis tersebut. Dan sikap yang kedua yaitu sekarang penjual sudah tidak menghiraukan para pengemis yang berada di dekat toko/jualan mereka karena masyarakat pembeli sudah tidak merasa terganggu dengan adanya pengemis di pasar dan menganggap itu sudah biasa bagi mereka, bahkan mereka semua merasa kasihan kepada para pengemis karena melihat kehidupannya seperti itu dan melihat kondisi mereka yang benar-benar sangat memprihatinkan. Jadi terdapat dua sikap dari masyarakat yaitu sikap menolak dan sikap menerima. Sikap yang tadinya menolak pengemis karena sikap mereka yang selalu membuat resah dan atau mengganggu ketertiban umum penjual dan pembeli di pasar Tanjung. Dan kedua yaitu sikap yang menerima adanya pengemis di pasar Tanjung menganggap situasi yang di buat oleh pengemis itu sudah biasa bagi masyarakat bahkan masyarakat merasa kasihan kepada mereka karena mereka para pengemis tidak bisa di sembuhkan dari penyakit sosial seperti itu dan memang terdapat pengemis yang kondisinya memang sangat memprihatinkan bagi masyarakat setempat. Hal
itu membuat masyarakat sudah tidak pernah memperdulikan adanya pengemis di pasar Tanjung.
Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Jember. | en_US |