PERBANDINGAN ALGORITMA ARTIFICIAL BEE COLONY DAN ALGORITMA DIFFERENTIAL EVOLUTION PLUS UNTUK PENJADWALAN FLOWSHOP
Abstract
Penjadwalan merupakan suatu proses dalam perencanaan dan pengendalian
produksi serta pengalokasian sumber daya pada suatu waktu tertentu dengan
memperhatikan kapasitas sumber daya yang ada, sehingga diperlukan adanya
pengaturan sumber daya yang ada secara efisien. Adapun tujuan dari penjadwalan
produksi yaitu meminimasi makespan (total waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan seluruh pekerjaan). Penjadwalan flowshop merupakan salah satu jenis
penjadwalan dimana setiap job akan diproses mengalir pada satu arah yaitu melalui
urutan mesin yang sama.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pada skripsi Nurjanah
(2015), yaitu data pembuatan kerupuk UD. Samjaya. Dalam proses pembuatan
kerupuk terdapat 10 pekerjaan yang diproses pada 9 mesin dengan setiap pekerjaan
diproses tepat satu kali pada setiap mesin. Setiap pembuatan jenis kerupuk yang
diproduksi melewati proses dengan urutan yang sama. Industri ini belum memiliki
jadwal yang tetap dalam proses produksinya. Penumpukan pekerjaan untuk diproses
dan sistem penjadwalan produksi yang kurang tepat dapat menyebabkan
keterlambatan dalam menyelesaikan produksi, sehingga terjadi keterlambatan dalam
pengiriman barang.
Pada penelitian ini menggunakan algoritma Artificial Bee Colony dan
algoritma Differential Evolution Plus yang akan diterapkan pada penjadwalan
ix
pembuatan kerupuk UD. Samjaya. Kedua algoritma akan dibandingkan untuk
menyelesaikan permasalahan penjadwalan produksi flowshop dengan tujuan mencari
solusi terbaik berdasarkan nilai makespan minimum dan tingkat kecepatan
kekonvergenan.
Penelitian ini dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu pengambilan data
kemudian melakukan penjadwalan menggunakan kedua algoritma. Langkah
selanjutnya adalah menentukan tingkat kecepatan kekonvergenan dari masing-masing
algoritma. Kemudian membandingkan hasil dari kedua algoritma berdasarkan nilai
makespan dan tingkat kecepatan kekonvergenan sehingga dapat diambil kesimpulan
dari perbandingan tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada kedua algoritma dengan
sembilan kali pengujian diperoleh nilai makespan yang sama yaitu 8.878 menit. Akan
tetapi urutan jadwal yang dihasilkan pada setiap pengujian adalah berbeda. Hal ini
menunjukkan bahwa algoritma Artificial Bee Colony dan algoritma Differential
Evolution Plus dapat dikatakan efektif untuk diterapkan pada penjadwalan produksi
kerupuk. Apabila ditinjau dari tingkat konvergensinya, pada algoritma Artificial Bee
Colony rata-rata konvergen pada iterasi ke-4 sedangkan pada algoritma Differential
Evolution Plus rata-rata konvergen pada iterasi ke-1. Sehingga algoritma Differential
Evolution Plus lebih cepat konvergen dibandingkan dengan algoritma Artificial Bee
Colony