SIKAP PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP DROP OUT PESERTA PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) (STUDI: PUSKESMAS PAKUSARI) KABUPATEN JEMBER
Abstract
Salah satu masalah yang menjadi agenda pembangunan Indonesia adalah
masalah kependudukan. Dengan adanya dampak tersebut apabila laju pertumbuhan
ekonomi belum mampu mengimbangi pertumbuhan penduduk yang berarti manusia
dalam keluarga besar semakin tajam derajat kemiskinan. Permasalahan
kependudukan di Indonesia menjadi sebuah masalah yang mendasari semua
permasalahan bangsa kita. Kemiskinan, pengangguran dan SDM yang masih rendah
merupakan masalah yang terus dialami oleh bangsa kita. Permasalahan akan timbul
apabila setiap peningkatan penduduk menyebabkan suatu penyusutan pada sumber
penghasilan perkapita yang wajar. Kepadatan penduduk yang tentu saja menjadi suatu
masalah bagi negara Indonesia harus perlu diperhatikan oleh pemerintah sehingga
banyak upaya yang dipilih atau diprogramkan oleh pemerintah Indonesia untuk
mengurangi kepadatan penduduk tersebut dengan cara melakukan program Keluarga
Berencana atau dikenal dengan singkatan KB.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat pengetahuan, sikap dan
tindakan PUS tentang program Keluarga Berencana di Puskesmas Pakusari
Kabupaten Jember. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pengambilan sampel
secara teknik simpel random sampling yakni teknik pengambilan sampel yang
dilakukan secara acak sehingga setiap kasus atau elemen dalam penelitian. Populasi
dari penelitian ini adalah pasangan usia subur (PUS) yang telah berhenti
menggunakan kontrasepsi (Drop out) di Desa Patemon yang tercakup dalam
Puskesmas Pakusari Kabupaten Jember tahun 2013, sebanyak 83 responden. Data
ix
primer akan diperoleh dari kuesioner. Hasil penelitian dianalisis secara deskriptif
tanpa uji statistik dan disajikan dalam bentuk diagram dan tekstural.
Berdasarkan data karakteristik responden dapat diketahui bahwa umur
responden sebagian besar adalah umur 39-49 tahun dan umumnya responden
mempunyai jumlah anak ≤ 2 anak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pengetahuan responden terkait adanya program KB oleh PUS adalah sedang (40%).
Sikap responden terhadap program Keluarga Berencana sebagian besar adalah raguragu
(53%). Tindakan responden terhadap program Keluarga Berencana sebagian
besar adalah sedang (41%). Penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan
responden sedang, sikap dan tindakan responden terhadap program KB masih
terbilang masih ragu-ragu. Hal ini disebabkan sikap responden merasa tidak percaya
diri setelah mengetahui program KB dan negatif/ DO (drop out) meskipun sudah
banyak yang memakai alat kontrasepsi. DO (drop out) responden disebabkan karena
ingin hamil tetapi ternyata gagal, pindah ke alat kontrasepsi kegagalan juga terjadi.
Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan bagi pihak UPTB Kependudukan,
Keluarga berencana dan Catatan Sipil perlu menambah tenaga PLKB/PKB dan
memberikan pengarahan kembali kepada tenaga-tenaga pelayanan KB, perlu adanya
pengembangan pelayanan terutama pemberian informasi dan promosi tentang
program KB baik itu tujuannya, partisipasi, metodenya, kegunaannya, alat-alat
kontrasepsi dan efek samping. Diharapkan juga penelitian ini dapat dilanjutkan
dengan mengembangkan instrumen penelitian yang lebih rinci sehingga dapat
diketahui perilaku yang benar-benar diterapkan oleh masyarakat. Perlu diadakan
penelitian lebih lanjut mengenai faktor pendapatan, ketersediaan alat kontrasepsi,
keterjangkauan pelayanan KB, dan peran tokoh agama atau tokoh masyarakat
terhadap program pemerintah ini yaitu Keluarga Berencana (KB).