IMPLEMENTASI SURVEILANS MIDDLE EAST RESPIRATORY SYNDROME-CORONA VIRUS DAN EBOLA DI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I SURABAYA WILAYAH KERJA JUANDA
Abstract
Surveilans adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan interpretasi secara terus-menerus dan sistematik terhadap data kesehatan yang dibutuhkan untuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program kesehatan masyarakat. Salah satu ruang lingkup surveilans epidemiologi adalah surveilans penyakit menular seperti Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus (MERS-CoV) dan Ebola. Penyakit MERS-CoV dan Ebola berpotensi menyebar ke Indonesia termasuk wilayah Jawa Timur dengan jumlah jamaah haji yang cukup besar serta adanya penemuan 2 kasus suspek MERS-CoV pada Mei 2014 serta 2 kasus suspek Ebola pada November 2014 di Jawa Timur yang masuk melalui Bandara Internasional Juanda Surabaya. Oleh karena itu, pelaksanaan surveilans penyakit menular guna kewaspadaan menghadapi MERS-CoV dan Ebola di Bandara Internasional Juanda Surabaya sebagai salah satu pintu masuk (point of entry) perlu ditingkatkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi surveilans epidemiologi MERS-CoV dan Ebola di Bandara Internasional Juanda oleh KKP Kelas I Surabaya. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Unit analisis dalam penelitian ini adalah petugas KKP Kelas I Surabaya yang bertugas di unit Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi, Unit Pengendalian Risiko Lingkungan, dan Unit Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi surveilans epidemiologi MERS-CoV dan Ebola pada aspek kewaspadaan khususnya dalam hal pemutakhiran informasi telah terlaksana dengan baik, walaupun penyebarluasan informasi melalui website belum terlaksana. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya petugas khusus yang bertanggung jawab dalam
ix
pengelolaan website KKP Kelas I Surabaya. Upaya deteksi dini dalam menghadapi penyakit MERS-CoV dan Ebola dilakukan melalui kegiatan pengawasan orang, barang, maupun alat angkut. Pengawasan terhadap orang telah terlaksana, pengawasan terhadap barang tidak terlaksana karena kurangnya sumber daya manusia untuk melakukan pemeriksaan barang. Pengawasan terhadap dokumen kesehatan alat angkut terlaksana, sedangkan pemeriksaan sanitasi alat angkut belum terlaksana dengan baik.
Kesiapsiagaan menghadapi MERS-CoV dan Ebola di Bandara Internasional Juanda Surabaya dalam hal sumber daya manusia, sarana prasarana serta ketersediaan pedoman telah terlaksana. Sumber Daya Manusia guna kesiapsiagaan menghadapi MERS-CoV dan Ebola di KKP Kelas I Surabaya telah tersedia. Sarana dan prasarana yang tersedia cukup memenuhi kebutuhan, walaupun terdapat beberapa sarana yang perlu ditambah persediaannya seperti Health Alert Card dan perbaikan sarana deteksi dini yakni alat thermal scanner. Pedoman terkait kesiapsiagaan menghadapi MERS-CoV dan Ebola telah tersedia di KKP Kelas I Surabaya. Secara keseluruhan implementasi surveilans epidemiologi MERS-CoV dan Ebola di Bandara Internasional Juanda oleh KKP Kelas I Surabaya telah terlaksana. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan agar pelaksanaan surveilans epidemiologi di KKP kelas I Surabaya dapat lebih maksimal, diantaranya mengaktifkan kembali website KKP Kelas I Surabaya, penambahan persediaan Health Alert Card dan perbaikan alat thermal scanner, serta mengaktifkan kembali kegiatan pengawasan terhadap barang melalui kerjasama dengan pihak bea cukai.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]