dc.description.abstract | Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPA di SMPN 11
Jember, menyatakan bahwa kemandirian belajar siswa masih tergolong rendah.
Disetiap kelas hanya 5% siswa yang mau berpendapat, 32% siswa yang mau mencatat
hal-hal penting, 27% siswa yang ulet dan tekun dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan guru, sedangkan siswa lain lebih memilih melihat jawaban dari teman.
Lemahnya kemandirian belajar siswa ini menyebabkan pembelajaran di sekolah
menjadi kurang optimal sehingga hasil belajar yang dicapai siswa rendah. Hal ini
ditunjukkan dengan 76% siswa memperoleh nilai ulangan di bawah KKM 70. Faktor
utama penyebab lemahnya kemandirian belajar dan rendahnya hasil belajar siswa
yaitu pembelajaran IPA di sekolah masih menggunakan metode ceramah sehingga
pembelajaran berpusat pada guru. Selama pembelajaran siswa hanya mendengar
penjelasan dari guru, melihat demonstrasi yang dilakukan guru dan kemudian
menyelesaikan tugas yang diberikan guru dengan demikian siswa cenderung pasif
dan merasa bosan. Penggunaan metode ceramah dalam proses pembelajaran kurang
mengembangkan kemandirian belajar siswa karena siswa cenderung menunggu
penjelasan dan pengarahan dari guru. Sebagai alternatif solusi perlu dilakukan
penelitian mengenai model discovery learning disertai media audiovisual.
viii
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh model discovery learning
terhadap kemandirian belajar IPA siswa di SMP dan mengkaji pengaruh model
discovery learning terhadap hasil belajar IPA siswa di SMP.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental yang dilaksanakan di SMPN
11 Jember. Sebelum menentukan sampel, dilakukan uji homogenitas terhadap
populasi kelas VII sebanyak 6 kelas dan diambil 2 kelas sebagai kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Penentuan sampel penelitian menggunakan cluster random
sampling dengan desain penelitian post-test control design. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini meliputi observasi, angket, tes, dokumentasi, dan wawancara.
Sumber data berasal dari penilaian oleh peneliti, penilaian observer, angket dan posttest.
Sebelum melakukan uji t, dilakukan uji normalitas terlebih dahulu. Selanjutnya
dilakukan uji t untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan analisis Independent
Sample T-Test dengan bantuan program SPSS 16 untuk menjawab rumusan masalah.
Kemandirian belajar siswa terdiri dari enam indikator, indikator ulet dan tekun
untuk mewujudkkan tujuan menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara
kelas eksperimen dengan kelas kontrol, sedangkan kelima indikator yang lain
menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas
kontrol. secara keseluruhan rata-rata skor kemandirian belajara siswa digunakan
sebagai data untuk melakukan uji hipotesis 1.
Hasil analisis Independent Sample T-Test untuk menguji hipotesis penelitian 1
(kemandirian belajar siswa) menunjukkan nilai p (sig.) yang diperoleh sebesar 0,000,
hasil ini lebih kecil dari α yaitu 0,05. Selanjutnya hasil analisis Independent Sample
T-Test untuk menguji hipotesis penelitian 2 (hasil belajar) menunjukkan nilai p (sig.)
yang diperoleh sebesar 0,000, hasil ini lebih kecil dari α yaitu 0,05.
Berdasarkan analisis data, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) Ada
pengaruh model discovery learning disertai media audiovisual terhadap kemandirian
belajar IPA siswa di SMP; dan (2) Ada pengaruh model discovery learning disertai
media audiovisual terhadap hasil belajar IPA siswa di SMP. | en_US |