KUALITAS HIDUP ORANG YANG PERNAH MENDERITA KUSTA (OYPMK) (Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Jenggawah dan di Wilayah Kerja Puskesmas Kemuningsari Kidul Kabupaten Jember)
Abstract
Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit menular yang menimbulkan permasalahan yang sangat kompleks. Permasalahan pada kusta yang masih dirasakan oleh Orang Yang Pernah menderita Kusta (OYPMK) yakni adanya stigma dari masyarakat. Mereka mengharapkan dapat terbebas dari stigma masyarakat. Dalam mengatasi hal tersebut, perlu adanya upaya penanggulangan yang bertujuan untuk mengembalikan produktivitas, kepercayaan diri dan kemandirian para OYPMK. Salah satu upaya pemerintah yakni dengan adanya pembentukan Kelompok Perawatan Diri (KPD). Salah satu puskesmas di Kabupaten Jember yang telah membentuk KPD adalah Puskesmas Jenggawah, namun terdapat beberapa puskesmas yang belum membentuk KPD. Salah satunya yakni Puskesmas Kemuningsari Kidul yang merupakan puskesmas pembantu di Kecamatan Jenggawah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kualitas hidup OYPMK yang tinggal di wilayah dengan KPD (wilayah kerja Puskesmas Jenggawah) dan di wilayah tanpa KPD (wilayah kerja Puskesmas Kemuningsari Kidul). Penelitian ini menggunakan metode penelitian deksriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner WHOQoL-BREF. Pengambilan subjek pada penelitian ini adalah penderita kusta yang berstatus menikah, bekerja dan telah dinyatakan selesai menjalani pengobatan/ Released From Treatment (RFT) pada tahun 2010-2013 di Puskesmas Jenggawah dan Kemuningsari Kidul. Jumlah responden yang diperoleh sebanyak 40 orang, yang terdiri dari 20 orang anggota Kelompok Perawatan Diri (KPD) Puskesmas Jenggawah dan 20 orang yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Kemuningsari Kidul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang memberikan penilaian sangat baik dan baik terhadap kualitas hidup adalah responden yang tinggal di wilayah
ix
dengan KPD. Skor rata-rata kualitas hidup responden di wilayah dengan KPD (71+5,29) lebih tinggi dibandingkan dengan responden di wilayah tanpa KPD (57,64+8,29). Hal tersebut menyebabkan skor rata-rata kualitas hidup pada setiap domain kualitas hidup di wilayah dengan KPD lebih besar dibandingkan dengan di wilayah tanpa KPD. Namun dari keempat domain kualitas hidup, diketahui bahwa domain sosial merupakan domain yang memberikan kontribusi paling besar dalam mendukung kualitas hidup OYPMK, baik di wilayah dengan KPD (77,50+7,69) maupun di wilayah tanpa KPD (70+10,26). Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa OYPMK di wilayah dengan KPD memiliki skor rata-rata kualitas hidup lebih tinggi dibandingkan dengan di wilayah tanpa KPD. Hal tersebut menunjukkan bahwa keberadaan KPD tidak hanya ditujukan untuk menyelesaikan masalah fisik penderita kusta, melainkan juga psikologis, fungsional, ekonomi dan juga sosial. Upaya rehabilitasi kusta melalui kegiatan KPD penting untuk diterapkan terutama pada wilayah dengan kasus cacat kusta yang tinggi karena OYPMK yang mengalami cacat kusta memiliki skor kualitas hidup yang lebih rendah, sehingga perlu ditingkatkan rasa percaya diri mereka melalui KPD agar mereka dapat memiliki kualitas hidup yang lebih baik.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]