INTENSI KEHAMILAN PADA PEREMPUAN DENGAN HIV DAN AIDS (Studi pada Kelompok Dukungan Sebaya Pelangi Rumah Sakit Daerah Balung Kabupaten Jember)
Abstract
Kehamilan disebut juga graviditas yaitu suatu rangkaian peristiwa yang dimulai dengan konsepsi (pembuahan) antara sperma terhadap sel telur yang terjadi di dalam atau di luar rahim, dan berakhir dengan persalinan (Isa dan Hairunnisa, 2008 : 27). Kehamilan merupakan suatu hal yang diharapkan oleh setiap wanita. Mereka yang usia reproduktif akan dianggap sehat ketika mampu menggunakan fungsi organ reproduksinya dengan baik. Namun setelah wanita terbukti positif HIV, sulit bagi wanita untuk memutuskan hamil dalam keadaan mereka terinfeksi HIV. Kehamilan pada wanita HIV adalah wanita yang hamil setelah didiagnosis HIV atau hamil dalam keadaan terinfeksi HIV (Wagner dan Wanyenze, 2013).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi intensi kehamilan pada perempuan dengan HIV dan AIDS. Ajzen & Klobas, 2013 dalam Theory of Planned Behavior (TPB) menjelaskan bahwa intensi kehamilan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor latar belakang yang terdiri dari faktor individu (emosi, intelijensi, nilai, sikap secara umum, sifat-sifat kepribadian), faktor demografi (usia, jenis kelamin, status pernikahan, agama, pendidikan, pendapatan, jumlah anak hidup, etnik), faktor informasi, dan faktor sosial (norma sosial, budaya, ekonomi, konteks politik), selain itu juga ada faktor sikap individu, faktor norma subjektif dan faktor perceived behavioral control.
Penelitian yang dilaksanakan merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian yang menggunakan data primer dari Klinik VCT Rumah Sakit Daerah Balung
ix
Kabupaten Jember. Populasi penelitian merupakan perempuan dengan HIV dan AIDS pada usia 15 – 49 yang terdaftar dalam Kelompok Dukungan Sebaya Pelangi Rumah Sakit Daerah Balung Kabupaten Jember. Analisis yang digunakan dalam penelitian meliputi analisis univariabel dengan tabulasi silang dan uji spearman untuk mengetahui kekuatan korelasi tiap elemen.
Hasil tabulasi silang, berdasarkan faktor latar belakang, intensi kehamilan pada perempuan dengan HIV dan AIDS dalam Kelompok Dukungan Sebaya Pelangi Rumah Sakit Daerah Balung Kabupaten Jember lebih banyak pada rentang usia 27 – 32 dengan status menikah, berpendidikan tingkat dasar, tingkat pendapatan rendah, berasal dari daerah Gumukmas dan tingkat pengetahuan tentang PMTCT tinggi. Berdasarkan sikap, intensi kehamilan lebih banyak pada responden yang memiliki sikap positif. Terdapat 5 elemen dari 14 elemen penyusun sikap yang memiliki kekuatan korelasi cukup kuat dengan intensi kehamilan pada perempuan dengan HIV dan AIDS yaitu adanya semangat untuk hidup (rs = 0,701), beban yang ditanggung berat (rs = 0,721), anak tertular HIV (rs = 0,617), stress/takut (rs = 0,731), dan mempunyai keturunan (rs = 0,726). Berdasarkan norma subjektif, intensi lebih banyak pada responden yang memiliki norma subjektif tinggi, dari 5 elemen yang menyusun norma subjektif, terdapat 2 elemen yaitu suami dan dokter yang memiliki kekuatan korelasi cukup kuat dalam menolak atau mendukung terhadap intensi kehamilan pada perempuan dengan HIV dan AIDS. Berdasarkan perceived behavioral control, intensi lebih banyak pada responden yang memiliki perceived behavioral control tinggi. Terdapat 4 elemen dari 12 elemen penyusun perceived behavioral control, yang memiliki kekuatan korelasi cukup kuat terhadap intensi kehamilan pada perempuan dengan HIV dan AIDS yaitu hak sebagai perempuan (rs = 0,666), pengalaman teman (rs = 0,717), penularan HIV pada anak bisa dicegah (rs = 0,673), dan adanya obat (rs = 0,697).
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]